Roda nasib menggilas tekad di masa muda dengan harapan baru. Lembar kehidupan berganti halaman baru. Dan kami tak pernah lagi bertemu sejak saat itu.Â
Akupun tenggelam dalam dunia baru, dan mengejar makna kebahagiaan sendiri. Aku berharap, iapun melakukan hal yang sama.Â
Jakarta, Mei 2021.Â
Aku merasakan genggaman jemari halus pada jemariku. Ia menggenggam erat seperti tak ingin lagi merasakan kehilangan. Dan aku merasakan bisikan lembut itu berbicara.
"Ayah, sudah waktunya pulang. Anak-anak sepertinya sudah tak betah."
Rani istriku, membuyarkan lamunanku tentang masa lalu. Dan genggaman jemari ini miliknya. Rina sudah bersama suaminya di ujung sana. Ia adalah Arif yang memperjuangkan Rina dari jerat perjodohan di masa lalu. Mereka terlihat sama bahagianya dengan kami.Â
Sebelum pulang dari pesta pernikahan kolega kami di Matraman, Arif menjabat tanganku dengan mata yang terlihat berkaca-kaca. Pikiran jahatku berkata, "ya, aku yang sudah menjaga jodohmu di masa lalu."
Sepanjang lorong keluar acara resepsi, tatapanku tak lepas dari wajah istriku. Tuhan memang adil, ia mengalirkan jodoh ke muara terbaik yang dikehendaki.Â
Toh, harapan aku dan Rina sudah terwujud. Kami merasakan macam-macam kebahagiaan di masa kini. Tentu saja dengan pasangan kami masing-masing.Â
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Indra Rahadian