Misalkan menyebut Pahlawan Nasional Malahayati dan Cut Nyak Dhien sebagai Kartini dari Aceh. Dewi Sartika sebagai Kartini Jawa Barat. Atau Maria Walanda Maramis sebagai Kartini dari Minahasa.
Hal-hal semacam itu malah akan menggerus semangat, mimpi-mimpi, perjuangan serta gagasan RA Kartini itu sendiri. Memperbandingkan, sampai-sampai memicu perdebatan yang tidak perlu. Akan mengemuka seiring pesatnya akses informasi.Â
Inspirasi dan semangat Ibu Kita Kartini, lebih berharga dan bermanfaat untuk menunjang kehidupan perempuan di masa kini. Kesadaran akan pendidikan, perlindungan fisik dan mental, serta akses kesehatan perempuan, harus terus ditingkatkan. Bukan hanya oleh kaum perempuan.Â
Selamat Hari Kartini, untuk perempuan Indonesia. Sehat senantiasa.
"Door Duisternis tot licht."
--
Referensi:
- Wikipedia
- Kemenpppa.go.id
- Bps.go.id
- Kemenkes.go.id
- Kompas.com
Indra RahadianÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H