Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tidak Selalu Negatif, Inilah 3 Manfaat Overthinking bagi Karyawan

21 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 22 Maret 2021   11:26 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep JIT (Just In Time) di Jepang dan Lean Manufacturing di USA, dimulai dari sebuah ide kreatif dan visioner sederhana bernama sistem Kanban. Taiichi Ohno, adalah orang pertama yang menerapkan sistem "papan tanda" pada industri manufaktur di tahun 1954.

Tentu, sistem tersebut tidak lahir dari pemikiran biasa saja. Beliau mengawali dengan mengidentifikasi kendala yang merugikan perusahaan dan dituangkan pada "Seven Kinds of Waste (Muda)." Maka, dibuatlah sistem Kanban sebagai solusi.

Tangga karier dimulai dari supervisor lantai bengkel, kemudian menduduki jabatan direktur pada tahun 1959. Berkat prestasi, menghentikan praktik-praktik pemborosan di perusahaan automotif bernama Toyota.

Untuk karyawan yang overthinking, kehilangan pena bisa jadi masalah besar. Terlebih kehilangan laba perusahaan. Dorongan untuk berinovasi, memaksa kamu berpikir lebih kreatif. Dan referensi bacaan yang beragam, akan membuat kamu lebih visioner. 

Mudah bergaul dalam lingkungan kerja

Eric Emerson Schmidt, karyawan yang menciptakan lingkungan kerja cozy di Googleplex. Beliau, bukanlah pendiri perusahaan teknologi pencarian terbesar di dunia tersebut. Bergabung di tahun 2001 dan menjadi tokoh penting di balik kejayaan Google.

Bagaimana bisa, beliau memberikan fasilitas detail dan receh hanya untuk mempermudah karyawan mencukur rambut, layanan laundry, dan fasilitas kebugaran di kantor. Tentu saja, melalui pemikiran yang mendalam dan rumit. Berhasil? tentu saja.

Karyawan overthinking, mungkin tidak punya waktu untuk menghabiskan jam makan siang di luar kantor. Kadang, ide muncul saat perut sudah mulai lapar. Membawa bekal makan siang dari rumah, atau menggunakan jasa ojol bisa menjadi pertimbangan. 

Namun, mereka lebih peka terhadap situasi dan kondisi lingkungan kerja. Menjadi tempat bertanya yang solutif dan terkesan serba tahu permasalahan. Karena kerap memikirkan segala hal secara mendalam, membuatnya kaya akan pengetahuan, dan obrolan akan terasa lebih klik.

Tidak perlu muluk-muluk untuk dapat menciptakan sebuah penemuan besar, hanya karena kamu memikirkan sesuatu secara berlebihan. 

Merasakan kepuasan setelah melewati proses berpikir panjang, adalah sebuah prestasi. Maka, mulailah mencatat dari sekarang. Biarkan beban pikiran, teratasi dengan cara yang menyenangkan. 

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun