"Ah, yang viral Komandan," jawab Jack.
"Nah itu, kau dengar lolongan anjing dan suara kucing di ruangan sebelah," ujar Perwira tersebut.Â
Tak lama, Jack mengajak Vino untuk ikut. Mereka berjalan menuju ruangan yang penuh dengan kandang, berisi kucing dan anjing.Â
Beberapa aktivis pecinta hewan, mendata dan memastikan kesehatan hewan-hewan hasil sitaan tersebut. Kemudian, Jack dan Vino menyisir setiap kandang. Mencari anjing peliharaan, yang hilang dicuri lima bulan lalu.
"Cyno, Cyno, apakah kamu ada di sini!?"
Mentari terik bersinar dari daun jendela kusam bilik bangunan. Di dalamnya, ada teralis ukuran 2 x 2 meter persegi. Itulah kandang yang mengurung seekor anjing kurus dan kelaparan.Â
Dari sebelas ekor di dalam kandang, hanya tersisa seekor. Dialah Cyno, seekor anjing yang kehilangan tuan dan harus hidup di dalam kandang, berbulan-bulan lamanya.Â
Cyno tak dapat lagi menyalak. Tenaga untuk bernafas, lebih berguna agar bertahan hidup. Ia menatap lirih pada jeruji besi, berharap itu makanan. Lebih dari sepuluh kali ia mencoba menggigit jeruji.Â
Dua taringnya hilang, amat sakit dan sesal. Hingga, berhari-hari Cyno harus menahan lapar. Biasanya, ada orang yang memberi makan sisa nasi atau tulang ikan.
Namun, sudah lebih dari seminggu tak ada orang yang datang. Cyno merasa ada yang aneh. Biasanya, ramai terdengar lolongan atau gonggongan anjing lain.
Langkah kaki manusia terdengar, pintu terbuka. Cyno menatap tajam pada orang yang masuk ke ruangan. Ia mengenali, orang itu yang sering memberi makan.Â
Jeruji terbuka dan tulang sapi di lemparkan ke dalam kandang. Cyno, mendekati tulang itu dengan curiga. Nafasnya berat dan hanya dapat mendengus, kala orang itu bersandar pada kandang.Â