"Terima kasih, wahai Enggang perkasa. Kaukah Enggang Gading yang aku cari?" ucap Jeni.Â
Enggang Gading menjawab, "apa gerangan engkau mencariku?"
"Konon, engkau bisa menciptakan hutan. Tempat tinggal kami butuh bantuan," jawab Jeni.Â
Enggang Gading berkata, "jika aku pergi, tentu tak ada yang menumbuhkan kembali pohon-pohon di hutan ini. Kebakaran, kerusakan, penebangan hutan oleh anak-anak manusia, belum hilang dari sini. Dan akupun terancam bahaya, lalu bagaimana bisa menolongmu di sana."
Jeni bersedih, Enggang Gading tidak bersedia ikut dengannya. Pupus harapan menumbuhkan hutan di tempat tinggal.
Melihat hal itu, Enggang Gading memberikan sesuatu kepada Jeni. Buah pohon Ara, berharap Jeni dapat terhibur. Kemudian, ia kembali terbang menuju pohon besar yang lebih tinggi.
Jeni mengambil buah pohon Ara. Dengan kaki mungil mencengkeram kuat-kuat, ia membawa pulang untuk ditebarkan bijinya. Berharap suatu saat, pohon Ara yang tinggi menjulang dapat tumbuh di sana.
**
Enggang Gading (Rhinoplax Vigil) disebut juga Rangkong Gading, merupakan spesies dilindungi dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Berbeda dengan Enggang Badak (Buceros Rhinoceros). Namun, sama-sama menghadapi ancaman kepunahan.Â
Hilangnya habitat Enggang Gading akibat kerusakan hutan di Kalimantan serta perburuan oleh kolektor, mengancam populasi hewan terancam punah tersebut. Tahun 2015, IUCN memberi status Rangkong Gading Critically Endangered, satu tahap lagi menuju kepunahan.
- Â Sumber: wwf.id
- Â Sumber: rangkong.org
Indra Rahadian/23/02/2021