"Life itself is the most wonderful fairy tale."
_Hans Christian Andersen.
Beragam alasan untuk menulis, baik sebagai hobi, katarsis, hiburan, profesi, protes atau iseng belaka. Begitupun menulis dongeng.
Gairah apa yang tertanam dalam benak, saat ketagihan menulis dongeng di rubrik Fiksiana Kompasiana.Â
Kompasiana adalah blog keroyokan dengan tingkat pembaca tinggi. Berada pada 1000 top website global dan 50 besar top website Indonesia (pernah tembus Ranking 22 loh) versi Alexa. Kompetitor dengan kategori fiksi amat sangat minim.Â
Tentu, minat menulis fiksi semakin besar. Ditambah, penulis-penulis hebat di Kompasiana rela memberikan masukan dan apresiasi pada pemula seperti saya. Hingga, betah dan nyaman mengasah pengetahuan.Â
Page view 100-200, bagi saya sudah cukup baik. Di atas itu, pastilah rekan-rekan sesama Kompasianers yang memberikan dukungan. Mengingat, penulis lain dengan jam terbang tinggi pasti mempunyai pembaca fanatik.Â
Keseruan tersendiri, berinteraksi dengan pembaca pada kolom komentar, maupun jaringan pribadi. Kritik dan saran sama nilainya, bermuara pada penulisan cerita yang lebih baik.Â
Pengalaman dihubungi pada jalur pribadi oleh teman lama dan orang yang tidak kita kenal sebelumnya, merupakan semangat tersendiri.Â
Bertanya soal cerita dalam cerpen dan dongeng, kadang dengan permintaan sekuel, alur dan tokoh dengan namanya.Â
Hal itu, bisa saja membuat hidung saya terbang. Namun aktivitas menulis fiksi, bukanlah profesi atau untuk tujuan komersil bagi saya.Â
Berikut tiga alasan saya, menulis cerpen dan dongeng di Kompasiana.