Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Indonesia Butuh Ketawa] Memorabilia Pandemi dan Kisah Penyintas Covid-19

26 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 26 Desember 2020   07:02 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memorabilia Pandemi (dok. Pribadi)

Memorabilia Pandemi (dok. Pribadi)
Memorabilia Pandemi (dok. Pribadi)

Rapid Test : 06 Mei, 29 Mei, 10 Juni, 17 Juni, 02 Agustus, 09 September, 23 November, 16 Desember, 17 Desember (Antigen).

SWAB Test : 06 Oktober, 01 Desember.


Kisah Penyintas Covid-19

Tahe--bukan nama sebenarnya, adalah klien sekaligus teman baik yang letak kamarnya bersebelahan dengan kamar saya di Batam. Dalam satu bangunan tiga lantai, dengan empat orang penghuni. Tahe yang paling sering bepergian dan berinteraksi dengan orang lain. 

Tugasnya sebagai pengawas asset, mengharuskan dia menghabiskan waktu untuk bekerja di lapangan. Mulai dari pelabuhan, galangan kapal, kantor-kantor perijinan dan dinas perhubungan laut. 

Intensitas pekerjaan yang tinggi dan pressure dari atasan, terkadang membuatnya harus rela mengurangi jatah tidur. Hingga lekat dengan insomnia dan candu permainan game online di setiap malam.

Suatu ketika, Tahe pernah berkelakar tentang rekannya yang positif covid dan dirawat di RSKI Pulau Galang. Ia bercerita, bagaimana kondisi rekan tersebut diperlakukan dengan fasilitas lengkap. Di rumah sakit khusus infeksi Covid-19 tersebut.

"Enak kali. 10 hari makan, tidur, makan, tidur saja kerjanya." 

Ucapan adalah do'a, dan kelakar Tahe sepertinya dikabulkan Tuhan. Tepat lima hari setelah saya tiba di Jakarta, Tahe dan dua orang rekan kerjanya di nyatakan positif Covid-19. Dengan status OTG, dan harus melaksanakan isolasi di RSKI Pulau Galang. 

Berbeda dari dugaan Tahe, bahwa menjadi pasien Covid-19 itu enak. Tahe malah merasakan hal yang sebaliknya.

Berikut, aktivitas yang dilakukan menurut keterangannya. Selama 10 hari perawatan dan isolasi.

  • 06.00 Bangun pagi dan pemeriksaan oleh petugas.
  • 07.00 Sarapan pagi.
  • 08.00 Minum vitamin/Pengobatan.
  • 10.00 Pemeriksaan dan konsultasi oleh Dokter.
  • 11.00 Olah raga, berjemur di bawah sinar matahari.
  • 12.00 Makan siang dan minum vitamin.
  • 15.00 Olah raga, dan menghirup udara segar.
  • 18.00 Makan malam dan minum vitamin.
  • 20.00 Beristirahat/Tidur
  • Pada Hari ke 3, dilaksanakan pemeriksaan x-ray (Rontgen).
  • Pada hari ke 10, keluar untuk dilakukan Swab test.
  • Pada Hari ke 11, Tahe sudah tidak perlu kembali ke RSKI Pulau Galang. Setelah dinyatakan sembuh. 

Meskipun demikian, SWAB Test tetap dilaksanakan 10 hari setelahnya. Namun bagi Tahe, yang dirasa horor adalah ketiadaan jaringan WiFi. Membuatnya harus puasa game online selama isolasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun