Raja kelelawar tak dapat berbuat apa-apa, disatu sisi ia berhutang nyawa, namun disisi lain ia sedih rakyatnya menjadi korban atas nama keamanan.
Kabar tersebut tersiar keseluruhan kerajaan, hingga menimbulkan protes dan kemarahan segenap rakyat kerajaan kelelawar, mereka pun bersatu dan bersama-sama bersiasat menyelamatkan raja dan menghentikan aksi ular besar.
Suatu ketika, saat ular besar akan memakan 10 kelelawar calon korbannya, ribuan rakyat kelelawar pun muncul dan bersama-sama menggigit tubuh ular besar tersebut hingga kesakitan.
Ayah : "aduhhh, ampun ampun," seru ular besar yang merasa kesakitan.
Aku : "rasakan kau ular besar, pergilah dan jangan pernah kembali," ucap rakyat kelelawar bersama-sama.
Ular besar pun segera pergi jauh meninggalkan kerajaan kelelawar, ia tidak akan pernah kembali karena takut akan persatuan dari rakyat kerajaan kelelawar.
Aku : "hai rakyatku, jika ular besar pergi maka kawanan kucing hutan akan menyerang," ucap raja kelelawar.
Ayah : "wahai raja, tak perlu risau karena jumlah kami lebih besar dari kawanan kucing hutan, ketika kami bersatu maka ancaman apapun dapat diatasi," ucap rakyat kerajaan kelelawar.
Aku : "harusnya aku tidak mengambil keputusan sendiri, harusnya aku bersama-sama dengan rakyatku menghadapi semua ancaman," sesal raja kelelawar didepan rakyatnya.
"Ayah : "betul wahai raja, marilah kita bersama memperbaiki kerajaan ini kembali damai dan sentosa," tutup rakyat kerajaan kelelawar.
Akhirnya kerajaan kelelawar kembali hidup dalam damai dan sentosa, keamanan kerajaan menjadi tanggung jawab bersama seluruh penduduk kerajaan, dan raja kelelawar yang menyesal atas tipu daya ular besar, menyerahkan kekuasaannya kepada rakyatnya.