Bayangan tangan ayah pada tembok kamar, membentuk siluet kepala seekor ular dan tangan satunya mengarahkan tanganku untuk membuat siluet burung, oh bukan, ini adalah kelelawar.
Dan mulai lah kami merangkai cerita.
Ditengah hutan yang luas dinegeri antah berantah, terdapat kerajaan kelelawar yang terletak dalam goa besar dibawah tebing dengan sebuah air terjun yang indah.
Rakyat kerajaan kelelawar hidup dengan rukun dan damai, tercukupi sandang pangan dengan hasil hutan yang berbuah sepanjang tahun.
Setiap malam, sang raja kerajaan kelelawar selalu mengadakan pesta yang meriah, dengan aneka buah-buahan dan minuman segar dari air terjun.
Aku : "haha..aku adalah raja kelelawar, sejahtera lah rakyatku, berbahagia," ucap sang raja.
Ayah : "hidup raja, hidup raja kelelawar," seluruh rakyat bersorak.
Hingga tiba suatu malam, datang kabar berita bahwa ada kawanan kucing liar yang memangsa salah satu rakyat kerajaan kelelawar dengan jahatnya.
Mendengar hal itu, raja membubarkan pesta dan memperingatkan rakyatnya agar tidak keluar dari rumah untuk sementara.
Keesokan harinya, raja memberanikan diri untuk menghadapi kawanan kucing hutan, dengan membawa 100 bala tentaranya, mereka pun berperang dengan kawanan kucing hutan.
Namun ternyata, raja kelelawar dan pasukannya mengalami kekalahan serta kehilangan seluruh prajurit kelelawar terbaiknya, sedangkan raja kelelawar sendiri tengah terluka karenanya ia tidak dapat terbang.