Harie pun yang datang dengan anjing peliharaannya yang diberi nama Poki, akhirnya melepaskan Poki untuk menggonggong pada Charlie dan hewan peliharaannya Maco, hingga kedua hewan peliharaan itu pun bertarung dengan sengit.
Setelah selesai bertarung, Maco dan Poki malah mengejar anak-anak lainnya yang tengah bermain di lapangan desa alas bentala, kedua hewan peliharaan tersebut menyalak hingga terdengar ke seantero desa.
Dan saat anak-anak desa sibuk melempar Maco dengan sandal, karena merasa terganggu dengan gonggongannya, Charlie malah tengah duduk santai sembari menikmati sebuah roti bagguete dengan mayones diatasnya.
Sementara Harie dengan perasaan yang masih kesal dengan Charlie, akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah, tanpa memperdulikan nasib Poki hewan peliharaannya yang berlarian entah kemana.
Sungguh tidak terpuji tindakan Charlie dan Harie, melemparkan masalah pada anjing peliharaan mereka lalu bersembunyi dari teman-teman yang terganggu oleh ulah mereka.
Sejak saat itu, Charlie dan Harie tidak lagi mempunyai teman bermain selain dengan anjing peliharaan mereka masing-masing.
Charlie yang tidak mengenal kata maaf dan memaafkan, tak dapat menahan dirinya untuk berhenti mengejek, diapun tidak lagi mendapatkan teman bermain di lapangan desa alas bentala.
Sementara Harie yang tidak dapat mengendalikan amarahnya, dijauhi teman-teman yang takut pada sikap tempramen Harie yang mudah merasa tersinggung.
Padahal, teman-teman yang lain hanya menantikan sebuah kata maaf dan sikap kesatria dari Charlie dan Harie untuk berani bertanggung jawab dan memperbaiki diri.
Karena sebagai seorang anak yang baik, jika berani berbuat harus berani bertanggung jawab, bukan malah lari dari masalah dan membiarkan binatang peliharaannya berada pada situasi bahaya.
*Anak-anak kita harus mengenal kata maaf dan memaafkan, berani bertanggung jawab dan belajar dari kesalahannya.