Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Balada kantor, Gabut!

2 November 2020   22:15 Diperbarui: 2 November 2020   22:25 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

08.00 AM

Abdul yang sudah tiba di kantor sejak pukul 07.00 pagi itu tampak berbincang-bincang di lobby kantor dengan Pak Bambang, mereka naik ke lantai dua gedung tersebut dan memperkenalkan Abdul kepada rekan-rekan satu timnya.

Pak Bambang pun mulai memperkenalkan Abdul, "Diana, Doni, Anto ini rekan kerja kalian yang baru, namanya Pak Abdul dan tugasnya nanti diberikan oleh Pak Rudy."

Senyum ramah terpancar dari rekan-rekan kerja baru Abdul, menambah semangatnya dipagi ini untuk mulai bekerja.

Abdul tampak membersihkan tempat kerjanya, mengusir seekor laba-laba yang tengah menyulam jaring dibawah meja kerjanya dengan sapu.

"Pak Abdul, dipanggil big boss dilantai atas," suara lembut Diana terdengar merdu ditelinga Abdul.

Abdul pun bergegas beranjak dari tempatnya menuju lantai dua untuk menemui Pak Bambang.

10.00 AM

Lampu neon dalam ruangan kantor itu tiba-tiba saja berkedap-kedip, mengganggu Diana yang sedang khusyuk berakting dalam panggung virtual Tik-Tok, sementara disamping kiri dan kanan ada Anto dan Doni yang tengah bertarung dengan sengit dalam arena petualangan Pabji dilayar genggam.

"Don, panggil GA dong, suruh benerin lampu!?" Ujar Diana seraya memasang senyuman mengembang pada layar gawai.

"Sibuk, ah elah," jawab Doni dengan ketus.

Diana melirik pada Anto dan memanggilnya dengan sedikit manja, "Antooo."

Anto hanya menggeleng-gelengkan kepala tanpa menjawab, sementara jari jemari tangannya kian sibuk bergumul pada layar genggam.

"Eh...anak baru, kelantai dasar gih panggil pak mamang," pinta Diana yang melihat Abdul tengah melintas didepan meja kerjanya.

Abdul yang berjalan agak cepat karena baru turun dari lantai atas hanya mengangguk dan segera berjalan menuju tangga dengan tergesa, kemudian turun kelantai dasar mencari Pak Mamang.

Tugas dihari pertama bekerja belum sempat dia kerjakan, karena dua jam sudah habis waktu bercengkrama dengan Pak Bambang "Big Boss"  dilantai atas, mendengarkan 99 % curahan hati dan 1% arahan tugas kerja.

Dilantai dasar, Abdul melirik-lirik kiri kanan mencari sosok Pak Mamang dan langkahnya terhenti pada pintu pantry dipojok ruangan.

Terlihat 4 orang pegawai yang sedang asyik menyeruput kopi diruang pantry, dan seseorang berbaju safari biru tua menyapa Abdul dengan ramah.

"Anak baru ya? Ngopi dulu sini."

"Saya cari Pak Mamang, dipanggil Bu Diana," ucap Abdul dengan senyum kikuk.

"Oh, iya siap nanti saya naik ke atas," jawab Pak Mamang, yang tengah sibuk mengaduk kopi yang baru diseduhnya.

11.00 AM

Abdul sedang berkutat dengan tumpukan berkas-berkas perusahaan, sesekali dia mengeluarkan lembar demi lembar dokumen kemudian dibawanya menuju mesin fotocopy.

"To, makan dimana rehat siang?" Doni bertanya pada Anto sambil meletakkan gawai keatas meja kerjanya.

"Udah pesen online," jawab Anto singkat.

Doni berjalan ke meja Diana dan menghampirinya seraya berkata "Diana, nitip pesen makan ya!?"

"Aku mau keluar sih dijemput yayang, nanti," jawab Diana.

"Pak Abdul keluar makan, nanti?" Tanya Doni pada Abdul yang tengah berada didepan mesin fotocopy.

"Saya bawa bekal, Pak" ucap Abdul dengan ramah.

Doni hanya tersenyum kecil dan berjalan keluar menuju arah tangga, sebelum berlalu dia berkata pada Diana dan Anto, ".kalau bos tanya, bilang lagi ketemu klien ya."

"To, udah ganti maen among us ya! Jangan lupa habis makan siang mabar EM-EL bareng pak Rudy dilantai 4" lanjutnya sambil berlalu.

02.00 PM

Pak Mamang sudah berada didepan meja Diana, menjejakkan kakinya pada tangga portabel untuk melepas lampu neon dan menggantinya dengan yang baru.

Tak lama, Diana tiba dengan ceria dan langsung duduk manis, merapihkan rambut dan mengusap matanya dengan tisue sambil berkaca pada layar handphone ditangannya.

"Antoo, Doni mana ya?" Tanya Diana pada Anto.

Anto yang kali ini tengah berada dalam pertarungan belantara fantasi EM-EL, terlihat begitu sibuk dengan headset yang melekat pada telinga kiri dan kanan.

Diana yang tak mau ambil pusing karena diacuhkan anto, meletakkan handphone pada meja kerjanya dan jari-jari manisnya mulai meraba lembut pada mouse merah jambu.

Didepan layar komputer, senyum kecil berganti senyum lebar, muka masam berganti muka ceria pada wajah cantik Diana karena bertambahnya jumlah follower dan like pada postingan media sosialnya begitu menyenangkan hatinya saat ini.

Sementara Abdul yang duduk dimeja paling pojok dekat mesin fotocopy, tengah bertarung dengan tumpukan berkas yang dengan cermat dan rapih disusun pada lemari file bertingkat-tingkat.

03.00 PM

"Pak Rudy, laporan pembelian yang minggu ini, tolong sebelum pulang sudah berada dimeja saya" ucap Pak Bambang pada Pak Rudy dari gagang telepon.

"Siap," ucap Pak Rudy mantap.

Pak Rudy bergegas turun menuju lantai dua, tempat Diana, Anto, Doni dan Abdul bertugas.

Dengan santai beliau mengambil bangku disamping Diana dan berkata, "Diana cantik, laporan pembelian kemarin udah siap?"

"Tanya Anto dong pak, dia kan yang siapkan salinannya," jawab Diana tanpa memalingkan wajahnya dari layar komputer.

"Wow, foto kapan itu Dee!?" Tanya Pak Rudy yang melihat salah satu foto pada Instagram Diana yang hanya memakai bikini.

"Ih Bapak kepo" ucap Diana singkat.

Anto terlihat baru saja akan memulai makan siangnya, sebungkus nasi padang dan kerupuk diatas meja kerja baru saja dia bongkar perlahan.

Pak Rudy pun menggeser bangkunya pada meja kerja Anto, sambil mengambil sekeping kerupuk diatas meja kerja anto, kemudian bertanya, "mana laporan to, cepet kasih Diana biar distempel komplit!?."

Sebelum Anto memulai suapan pertamanya, dia menjawab "Doni belum kasih berkas lampirannya, Pak."

"Mana Doni?" Pak Rudy bertanya kembali.

"Ketemu Klien katanya," ucap Anto dengan nasi yang masih berada di mulutnya.

Abdul yang sudah selesai dengan semua pekerjaannya, duduk dengan santai dan menarik nafas lega.

Dia hanya tinggal mencuci box bekal makan sebelum pulang nanti, box bekal yang hanya terisi oleh nasi uduk Mpok Minah harus cukup mengisi perutnya selama 8 jam bekerja.

4.00 PM

"Pak Rudy gimana sih, laporan pembelian minggu lalu masa belum selesai, terus bagaimana Finance bisa atur duit untuk pembelian selanjutnya!?" Terdengar suara Pak Bambang bergema dari dalam kantornya.

Pak Rudy keluar ruangan kantor Pak Bambang dengan wajah kusut, mengambil tas kerjanya dan terlihat sedikit merapihkan meja kerjanya, kemudian berjalan turun kelantai dasar untuk pulang.

"Nah ini, biang keroknya!" Ujar Pak Rudy sambil menatap Doni.

Doni yang baru saja mengendongkan tas pada punggung dari atas meja kerjanya, terperanjat kaget dan berkata, "bukan saya Pak, itu anak baru yang belum kasih saya berkas asli sama copy lampirannya."

Mereka pun berjalan bersama turun kelantai dasar, terlihat akrab dan asyik bercengkrama sepanjang jalan, hingga berpapasan dengan Abdul sebelum keluar melalui lobby kantor.

Abdul yang baru selesai mencuci box bekal makannya dari pantry sore itu, merasa ada yang aneh pada tatapan kedua rekan kerjanya tersebut.

"Anak baru, udah gabut!" Samar suara yang terdengar oleh Abdul, sementara terlihat mereka berdua sudah jauh berjalan menuju arah yang berbeda.

Abdul sempat berpikir, apa kesalahan yang diperbuat hari ini, sampai-sampai rekan kerjanya tidak bertegur sapa sebelum pulang.

Kemudian diapun tersenyum, setelah melihat Vespa tuanya yang terparkir rapih dalam deretan motor-motor model terbaru.

Dalam hati Abdul, yang lebih penting dia tahu apa yang dia kerjakan sesuai dengan tugas dan kewajibannya, tak lama kemudian Abdul dengan wajah cerah bersinar melaju dengan Vespa tuanya meninggalkan komplek perkantoran elite tersebut.

Didalam gedung, Pak Bambang berjalan melewati meja kerja Doni dan melihat susunan rapih berkas-berkas laporan pembelian dengan sebuah pesan dibawahnya, pada selembar post-it yang tersobek bertuliskan, "Done 11.30 AM - ABDUL".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun