Nine Dash Line China
Klaim China atas sebagian besar wilayah perairan dilaut China Selatan berdasarkan Nine Dash Line menimbulkan konflik dengan Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Indonesia, kendati tidak mencakup kepulauan Natuna keseluruhan.
Tak ayal ulah nelayan China yang sering mengambil ikan di area Indonesia dan isu atas upaya aneksasi China atas pulau Natuna di era 80-an cukup membuat risih.
PBB tidak mengakui klaim Nine Dash Line China pada bulan Juli 2016, menyusul gugatan Filipina terhadap klaim tersebut.
Hal ini malah mendorong China untuk lebih meningkatkan aktivitas pembangunan fasilitas militer diwilayah perairan laut China Selatan.
Sengketa semakin meruncing antara China, Vietnam, dan Filipina lalu memancing Amerika mengirimkan armada tempurnya ditahun-tahun berikutnya.
Pelanggaran wilayah laut oleh coast guard China kali ini terasa berbeda, karena dalam kondisi ketegangan dengan Amerika di laut China Selatan dan urung mendapatkan persetujuan dari Indonesia dalam kerjasama pertahanan militer. Teranyar, mereka akan membuat kerjasama pertahanan militer dengan Brunei Darussalam.
Patroli coast guard China disekitar perairan laut China Selatan dan masuk pada laut Natuna Utara sepertinya akan makin intens.
Atau, setidak-tidaknya sebagai soft warning kepada negara-negara ASEAN, bahwa hegemoni China terhadap laut China Selatan masih kuat dan berharap negara-negara tersebut tidak terpengaruh pada aksi propaganda Amerika yang makin agresif diwilayah itu.
Perang Dunia ke III?
Sebagai raksasa ekonomi, China telah meluluh lantakkan kedigdayaan negara adikuasa Amerika dalam perang dagang yang berlangsung dari tahun 2018 dan berakhir pada Januari 2020.