Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Kecil dari Jagakarsa (Part 1)

26 Agustus 2020   16:03 Diperbarui: 26 Agustus 2020   16:00 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Asal jangan diganti sama dokrin-dokrin MLM aja." Celetuk Ujang singkat.

Sore itu, beberapa kelompok mahasiswa berdatangan memesan kopi dan menenggak wishky, diantara kerumunan orang – orang dikedai kopi, ada dua orang mengambil duduk disebelah Asep dan Ujang, sebut lah mereka Aktivis Tua dan Aktivis Muda.

Mereka berkisah tentang patah hati pada Reformasi 1998 yang diagung-agungkan itu.

Aktivis Muda mulai membuka pembicaraan.
"Berjuta – juta orang beradaptasi dinegeri ini hanya mengikuti arus dan masih dapat hidup normal, mau presiden nya Soekarno, Soeharto, Susilo ataupun oo yang lain".

Sejenak menghisap rokoknya dia pun melanjutkan berbicara.

"Wacana akan pemimpin sipil yang didengungkan bakal merubah Indonesia setara Jepang, nyatanya masih menjadi bahasan – bahasan basi diseminar-seminar kebangsaan".

"Ya aku sih trauma sama Megawati." Ujar aktivis Tua memotong.

Tak mau dipotong, aktivis Muda setengah meninggi berbicara.

"karena kuatnya hegemoni militer dinegeri ini, pasti dan katanya sekuat apapun orang sipil duduk memimpin dan sehebat apapun rakyat yang mendorongnya akan selalu diganggu kepentingan-kepentingan masa lalu dan sulit lepas dari pengaruh para Jenderal atau mantan Jenderal".

Aktivis Tua menanggapi pernyataan dari aktivis Muda.

"Ternyata tak lebih dari seperti membakar padang belukar lalu membiarkan ular-ular dan serangga-serangga beracun bermunculan, lepas liar diantara realita pahit, bahwa tak pernah ada era tinggal landas itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun