Mohon tunggu...
Indra CFP
Indra CFP Mohon Tunggu... -

Perencana Keuangan Independen \r\nSpesialis:\r\nrencana pensiun dan\r\nrencana karir/pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kerja untuk Pensiun atau Pensiun untuk Kerja?

7 Oktober 2014   03:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hampir tak ada sisa untuk dinikmati saat pensiun

kalo pun ada biasanya berupa aset-tetap yg dipakai sendiri agar tetap terlihat keren dan itupun sdh diincar para calon ahli waris (anak/mantu) yg siap "ribut bertempur bunuh2an" rela pecah keluarga asal kecipratan.. --makin kasihan lg kl bakal warisan itu didapat dr hasil kkn saat berkarir punya kuasa

kl pun aset itu dijual umumnya bukan utk hepi2 selama pensiun, tapi untuk bakal dibagi2 waris atau krn sdh ga kuat biaya pemeliharaan plus biaya gengsi gaya hidup yg hrs dilakoni atau malah utk biaya pengobatan sakit aneh2 --yg obatnya jg aneh2 harganya

Jadi di negara sini fokusnya terbalik, bukan pada pensiun, tapi karir.

Semua energi diarahkan untuk karir.

Padahal di sini nilai keluarga begitu dipuja.

Yang fokus satu saja di karir atau keluarga lantas habis dibully or dihinadina-- apalagi yang gagal.

Tuntutannya jelas, harus sukses di karir dan sukses bikin keluarga.

Lalu muncul konflik karir-keluarga, muncul diskriminasi gender-role.

Muncul puncak kelelahan setelah bertarung berkarir seminggu.

Banyak yang cari solusi, saat wiken, libur dan cuti jadi pelampiasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun