Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menyelaraskan Partitur dengan Teriakan Suporter di Stadion

4 Juli 2023   20:11 Diperbarui: 4 Juli 2023   20:15 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi suporter di masa itu, lagu bisa menghidupkan stadion saat pertandingan memasuki titik jenuh. Dalam lirik yang disuarakan mengalun indah semangat olahraga yang sebenarnya.

Di periode 1920-an, banyak pelaku sepak bola mengadopsi lagu dan jadikannya sebagai identitas mereka. Jurnalis The Guardian, Matthew Taylor menuliskan bahwa lagu-lagu di era itu diambil nadanya, lirik diadopsi jadi milik mereka.

Seiring berjalannya waktu, lagu-lagu itu kemudian tertanam dan berubah menjadi identitas klub yang mereka dukung.

Di sisi lain, lagu jadi cermin kondisi haru biru yang dialami suporter. Tergambar jelas di pendukung Manchester United.

Pada 1950-an, lagu You'll Never Walk Alone yang diciptakan Rogers dan Hammerstein, musisi Broadway pertama kali dinyanyikan pendukung Manchester United.

Fans Setan Merah itu menyanyikan lagu itu sebagai bentuk penghormatan kepada korban Tragedi Munich 1958. Meski di kemudian hari You'll Never Walk Alone jadi citra untuk rival Manchester United, Liverpool.

Menariknya, You'll Never Walk Alone tidak hanya jadi milik Liverpool semata. Fans Glasgow Celtic juga klaim bahwa lagu itu sudah mereka nyanyikan sejak 1966, saat klub kebanggaan mereka bermain di final Piala Winner.

You'll Never Walk Alone berisi pesan kemenangan bagi orang-orang di masa akhir Perang Dunia II. Lagu ini berisi lirik yang menyentuh hati dan pada akhirnya menemukan rumah permanen di Stadion Anfield.

Lagu ini faktanya pernah di-cover oleh Frank Sinatra dan Elvis Presley dan baru pada 1963, band Merseyside, Gerry and The Pacamakers membawanya ke dapur rekaman dengan versi pas untuk dinyanyikan di dalam stadion.

Bagi pendukung Liverpool, pesan tersirat di lagu ini memberikan harapan bagi mereka melalui masa-masa sulit, baik di dalam ataupun di luar lapangan.

Maju ke periode 1970-an dan 1980-an, musik di sepak bola memasuki era baru. Pada era ini, tidak hanya suporter yang bernyanyi tapi juga pemain seperti yang ditunjukkan penggawa Inggris menyanyikan lagu 'Back Home' jelang Piala Dunia 1970.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun