Mohon tunggu...
Fauzalina Indira
Fauzalina Indira Mohon Tunggu... Guru - Guru PJOK

Olahraga dan Pendidikan Jasmani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antarmateri Modul 2.3

24 Juli 2024   17:13 Diperbarui: 24 Juli 2024   17:17 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah saya melihat tantangan yang ada, maka saya akan melakukan pengimbasan dan desiminasi  kepada rekan sejawat tentang tehnik coaching dalam supervisi akademik baik prinsip, kompetensi serta tahapannya. Dengan pengimbasan saya berharap kegiatan supervisi akademik dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan praktik kinerja, kompetensi dan kreatifitas guru dalam menyelesaikan tantangan yang ada di  dalam kelasnya. Alternatif lain yang akan saya lakukan adalah memberikan video praktik percakapan coaching dalam supervisi akademik melalui media sosial dan membuka akses agar seluruh rekan-rekan guru bisa mengakses dan mempelajari tehnik coaching ini.

3. MEMBUAT KETERHUBUNGAN

Pengalaman masa lalu yang saya rasakan saat disupervisi oleh kepala sekolah merupakan pengalaman yang mendebarkan, rasa cemas apakah saya mampu menunjukkan yang terbaik sesuai dengan rubrik penilaian kepala sekolah. Supervisi yang saya lakukan merupakan agenda rutin

Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah, akan tetapi kegiatan tersebut hanya sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat kepala sekolah/pengawas melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi. Sehingga hanya sebatas pemberian nilai guru saja.

 

Supervisi Akdemik (Dokumen Pribadi) 
Supervisi Akdemik (Dokumen Pribadi) 

Untuk kedepannya setelah memahami tentang coaching dalam supervisi akademik ini, maka penerapan kegiatan supervisi ini menjadi bagian dari peningkatan kopetensi guru untuk lebih menggali dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh guru. Hal ini diharapkan dapat dilakukan secara kontinue agar hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Keterkaitan konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul 2.1 sebelumnya yang sudah saya pelajari adalah dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi yang melakukan pemetaan atau membagi kelompok sesuai minat belajar siswa yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan pengetahuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Begitu juga dalam percakapan coaching ini, dengan menerapkan percakapan caoching menggunakan alur TIRTA, diharapkan coachee mampu menggali secara maksimal kemampuan dan potensinya sesuai dengan apa yang menjadi harapan saat coachee menghadapi suatu permasalahan dalam pembelajaran.

Sedangkan dalam modul 2.2, saya mempelajari tentang pembelajaran sosial emosional. Pembelajaran sosial emosional sangat diperlukan dalam melakukan tehnik coaching, seperti pada saat kita mendengarkan aktif coachee saat menjawab pertanyaan-pertanyaan kita atau sedang menceritakan permasalahannya, maka kita sebagai coach haris memiliki mindfullness (kesadaran penuh dimana kita harus memberikan perhatian penuh kepada coachee dilandasi rasa ingin tahu. Manajemen diripun juga bisa kita lakukan dengan tehnik STOP ketika coachee sudah merasa terbawa emosi dan merasa "stuck" dalam percakapan coaching. Diharapkan setelah melakukan tehnik STOP coachee bisa lebih rileks dan lebih santai dalam menceritakan permasalahannya sehingga potensi dan kreatifitas coachee dalam menyelesaikan masalah dapat terlihat secara maksimal.

Pada bagian akhir ini, informasi yang saya dapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar CGP adalah tentang bagaimana kesadaran kepala sekolah akan pentingnya memiliki pengetahuan tentang coaching merupakan faktor utama dalam kegiatan supervisi ini yang kemudian diterapkan dalam supervisi akademik untuk para guru.  Hal ini akan memberikan pengaruh positif dalam proses pembelajaran selanjutnya.  Dengan memberikan informasi tentang rubrik penilaian dan kompetensi yang akan dikembangkan oleh guru yang akan diobservasi saat pra observasi, membuat guru yang akan disupervisi lebih siap dan mengetahui kompetensi apa yang akan dia kembangkan. Begitu juaga pada saat pasca observasi, dimana supervisor memberikan umpan balik dari supervisi yang dilakukan. Dengan umpan balik maka guru akan mengetahui apa yang harus lebih dikembangkan dalam kompetensi mengajarnya. Prinsip dalam coaching yaitu kemitraan membuat kegiatan supervisi berjalan dengan nyaman akan membuat guru akan lebih mampu mengeksplorasi kemampuannya dalam praktik mengajar saat supervisi.

Cukup sampai disini artikel tentang Koneksi Antar Materi Modul 2.3 ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Terima kasih

Salam guru penggerak. 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun