Bosan dengan Miskom? Yuk, Bikin Komunikasi di Organisasi Makin Asik!
Indira Lathifah Maratus Sholihah
24010014177@mhs.unesa.ac.id
Siapa sih yang enggak pernah ngalamin miskomunikasi di organisasi? Salah paham, informasi yang enggak nyampe, atau bahkan gosip yang bertebaran bisa bikin suasana kerja jadi enggak nyaman dan produktivitas kerja menurun. Nah, untuk menghindari hal-hal seperti itu, kita perlu banget membangun budaya komunikasi yang terbuka di organisasi.
Setiap organisasi bergantung pada interaksi dan kolaborasi anggota tim. Program kerja yang bagus dalam organisasi adalah hasil kerja banyak orang. Dengan kata lain, setiap orang bergantung pada orang lain. Karena alasan ini, mustahil untuk memberikan kualitas yang baik tanpa adanya komunikasi.
Namun, meskipun komunikasi merupakan proses alami dalam organisasi, bukan berarti komunikasi benar-benar memberikan nilai. Bila tidak ada rasa percaya, bila orang tidak memberikan umpan balik dan ide yang jujur, komunikasi hanyalah formalitas belaka.
Jadi mengapa sebenarnya komunikasi terbuka itu penting?
Kesalahan lebih sedikit
Kegagalan berkomunikasi secara terbuka menyebabkan konsekuensi negatif yang cukup spesifik, seperti kesalahan teknis yang serius.
Dalam bukunya “The Fearless Organization,” Amy Edmondson menyebutkan banyak contoh komunikasi yang buruk yang disebabkan oleh rasa takut terlihat tidak kompeten atau membuat marah pihak berwenang.
Misalnya, pada tahun 1977, terjadi kecelakaan pesawat yang mengerikan, yang sebenarnya dapat dihindari. Pilot menyadari adanya masalah pada pesawat, tetapi kapten menolak untuk menghentikan lepas landas. Sayangnya, pilot tidak siap untuk memaksa. Akibatnya, sekitar 600 orang tewas.