INDAH pulang kerumah sehabis latihan karena esok merupakan hari seleksi. Ia membaca surat pemberitahuan dari sanggar didalam kamar, INDAH sedang asyik membaca ketika IBU masuk dan mendapati surat.
Ibu: Pulang malem terus sih ndok, eh surat apa itu ndok?
Indah: Nggak ko bu bukan apa apa.
Ucap Indah sambil menyembunyikan surat itu, Ibu yang merasa penasaran mulai meminta dan agak memaksa kepada Indah. Setelah didapat Ibu langsung emosi terlihat kecewa, marah dan merasa dikhianati.
Ibu: ini apa maksudnya? ohh jadi selama ini koe pulang malem bohong sama ibu,emang apa untungnya kamu jadi penari..
Indah: ini bukan cuma soal INDAH!!! ini soal budaya INDONESIA bu!!
Ibu: peduli apa kamu sama indonesia, apa yang indonesia kasih buat kamu!! sudah IBU bilang IBU gasuka kamu nari-nari, penari itu MURAHAN
Indah: IBU tuh ga pernah ngerti perasaan INDAH! kenapa sih IBU ga pernah mau ngedukung kemauan INDAH jadi penari? Mana ada orangtua yang ga ngedukung cita-cita anaknya?
Indah berlari ke kamar dan langsung membanting pintu sambil menangis. Ibu Indah membiarkannya dan menenangkan diri keluar rumah, ia berjalan sekitar komplek dan mengingat kembali masa lalu yaitu kejadian yang paling dibencinya.
Dahulu ibu Indah adalah seorang pernari tradisional di pinggir jalan, ia seringkali diremehkan, digoda, dipalak dan dilecehkan oleh para lelaki yang ia temui. Ia tidak ingin Indah menjadi sepertinya. Ditengah lamunannya ia melihat orang gila yang biasa di Komplek Perumahannya.
Satpam: Eh kok bengong sih bu, Tuh bu, dulu dia mau jadi penari, tapi dipaksa orangtuanya jadi dokter eh begitu deh jadinya. Jangan deket-deket bu suka galak dia sama ibu-ibu.