Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kritik atau Penghargaan, Mana yang Lebih Baik?

21 Februari 2017   13:42 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:26 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. GettyImages

Isi dengan cinta dan syukur

Sadari bahwa diri kita adalah wujud kasih sayang Sang Pencipta. Kita adalah wakil Sang Maha Pengasih Penyayang. Semua yang kita fikir "buruk" sesungguhnya adalah celah untuk kebaikan, ikhlaskan, hargai niat baikNya memberikan "keburukan" agar kebaikan bisa hadir. Syukuri semua.

Sadari bahwa kehadiran kita adalah berkah bagi semua, dan semua yang kita temui adalah berkah bagi kita. Saat ada yang menyakiti hati dengan kritikannya atau saat kita mengkritik, fikirkan baik-baik:
"Apa pelajaran yang kita dapat ambil dari kejadian itu?"
"Apa rasanya?" kalau sakit, apa yang membuat jadi sakit? kalau menyenangkan, apa yang membuat senang?
"Bagaimana kita bisa menjadi manusia lebih baik dari pelajaran itu?"
"Manusia lebih baik seperti apa yang bisa kita bangun dengan pelajaran itu?"

Belajar dari sesuatu kejadian menciptakan jarak dengan perasaan kita, mencegah "baper" dan membuat perasaan bisa dikelola lebih baik, tanpa harus menyakiti hati.

Ganti kosa kata

Biasakan untuk hanya menggunakan kata-kata yang baik, dan gunakan pertanyaan lebih banyak daripada pernyataan.

"Kamu jelek banget sih?" bisa diganti dengan "Kamu tuh cantik banget lho kalau pakai ini, bukan berarti sekarang nggak cantik. Cuma, coba pakai ini deh."

"Kamu nggak punya prestasi, memalukan," bisa diganti dengan,"Sesungguhnya apa sih yang kamu impi-impikan? Kenapa itu penting untuk kamu? Apa yang perlu kamu lakukan agar kamu bisa mencapainya?"

"Kamu nggak becus kerjanya," bisa diganti dengan, "Kira-kira kalau project ini sukses, kamu akan menjadi orang yang seperti apa? Apa yang perlu kamu lakukan agar kamu bisa berkontribusi dalam kesuksesan project ini?"

"Anak bodoh, ngompol terus, Ibu repot nih cuci seprei," bisa diganti dengan "Katanya kamu mau jadi presiden? Kalau mau jadi presiden, gimana caranya supaya sebelum tidur ke kamar mandi, dan kalau mau pipis lagi, kamu bangun?

Setiap kemajuan adalah prestasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun