Aristoteles mengidentifikasi dua jenis keutamaan, yaitu keutamaan moral dan keutamaan intelektual, yang keduanya berperan penting dalam mencapai kebahagiaan.Â
1. Keutamaan MoralÂ
Keutamaan moral, menurut Aristoteles, adalah watak yang memungkinkan manusia untuk memilih jalan tengah antara dua ekstrem. Konsep ini dikenal sebagai the golden mean atau "jalan tengah." Misalnya, keberanian adalah jalan tengah antara kepengecutan dan ketidakpedulian yang nekat. Dengan memilih jalan tengah, manusia bisa hidup secara seimbang, tidak terlalu berlebihan dalam tindakan atau terlalu kurang dalam menjalankan tanggung jawab moralnya.
Keutamaan moral adalah hasil dari kebiasaan dan praktik yang berulang-ulang. Menurut Aristoteles, seseorang tidak dilahirkan dengan keutamaan moral, tetapi keutamaan ini dibentuk melalui latihan terus menerus. Dengan menjalankan tindakan yang baik secara konsisten, seseorang akan mengembangkan karakter yang berbudi luhur. Pemimpin yang baik, misalnya, adalah orang yang mampu mengambil keputusan yang tepat dan adil, karena mereka sudah terbiasa hidup dalam kebajikan.Â
Keutamaan moral mencakup berbagai karakteristik seperti keberanian, keadilan, kemurahan hati, dan pengendalian diri. Semua kualitas ini penting dalam menjalani kehidupan yang baik dan dalam memastikan bahwa tindakan seseorang selaras dengan prinsip-prinsip moral yang benar. Aristoteles menekankan bahwa tindakan moral harus didorong oleh niat yang baik dan dilakukan dengan penuh kesadaran. Â
2. Keutamaan IntelektualÂ
Selain keutamaan moral, Aristoteles juga membahas keutamaan intelektual. Keutamaan ini berkaitan dengan kemampuan rasio manusia, yang menurutnya memiliki dua fungsi utama: rasio teoretis dan rasio praktis.
- Rasio Teoretis:Â
Fungsi ini berhubungan dengan kemampuan manusia untuk memahami dan mengenali kebenaran. Rasio teoretis berfokus pada pencarian pengetahuan dan pemahaman tentang dunia. Ini adalah aspek dari kehidupan manusia yang melibatkan perenungan, penelitian, dan refleksi mendalam. Misalnya, seorang filsuf atau ilmuwan menggunakan rasio teoretis untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang realitas.Â
- Rasio Praktis:Â
Fungsi rasio ini lebih terkait dengan tindakan sehari-hari dan pengambilan keputusan. Rasio praktis memberikan petunjuk kepada manusia tentang bagaimana bertindak secara benar dalam situasi tertentu. Keutamaan intelektual dalam rasio praktis disebut phronesis atau kebijaksanaan praktis, yang memungkinkan seseorang untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan konteks dan situasi yang ada, sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral. Â