Mohon tunggu...
Ilva Nengsih
Ilva Nengsih Mohon Tunggu... Freelancer - writer

full time mommy

Selanjutnya

Tutup

Horor

Mereka yang Hanya Terlihat Olehku

3 Juli 2024   17:10 Diperbarui: 3 Juli 2024   17:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Katanya makhluk-makhluk tak kasat mata itu munculnya dimalam hari. Tapi kejadian yang akan aku ceritakan ini terjadi sore hari kira-kira jam lima menjelang Maghrib. 

Dulu saat masih kuliah, aku biasa mengerjakan tugas dilaptop adekku, laptop itu biasanya ada dikamarnya dilantai atas. 

Kamar itu lumayan besar, dari tangga langsung akses ruangan, sementara pintunya cuma ada akses keteras samping yang merupakan ruang cuci terbuka. 

Karna malas turun naik tangga bawa-bawa laptop akhirnya aku selalu memilih ngerjain tugas disana. 

Alasan lainnya meja tempat laptop itu tepat didepan pintu keluar ke ruang cuci, jadi kalau pintunya dibuka angin segar benar-benar bikin betah. Biasanya disore hari ada Mbak yang menyetrika disana. 

Tapi hari itu hanya ada aku dikamar itu, seperti biasa pintu aku buka maksimal, sambil menunggu laptop siap digunakan aku meregangkan tangan dengan menariknya kebelakang melalui atas kepalaku. 

Tiba-tiba saja tepat saat tanganku menggantung dibelakang kepala..

Aku merasakan jemari-jemari dingin menyusup disela-sela telapak tanganku. 

Sesaat jantungku seakan berhenti berdetak sebelum akhirnya terpacu kencang, darahku rasanya mengalir deras, alih-alih lari aku justru tidak bisa bergerak, mematung, fikiranku kosong, dan reflek tanganku meremas jemari-jemari itu. 

Rasanya seperti jemari panjang hanya berbalut kulit yang sangat kasar. Selang beberapa detik fikiranku kembali berfungsi, kutarik tanganku sambil beristighfar keras, reflek juga kuputar tempat dudukku....kosong, tidak ada siapa-siapa disana...seluruh tubuhku merinding, Aku bergegas turun tanpa menoleh kiri kanan. Dibawah Aku mengatur nafas yang masih berserakan, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. 

Kalau difikir lagi kejadian itu hanya berlangsung beberapa detik, tapi rasanya saat itu waktu bergerak lambat seperti adegan slow motion.


Sejak saat itu Aku mulai mengalami banyak kejadian diluar nalar, terkadang Aku bisa merasakan ketika ada mahkluk-makhluk tak kasat mata disekitarku, terutama sosok yang menggenggam tanganku beberapa waktu lalu itu, Aku bisa membayangkan seperti apa rupa sosok itu. 

Gambaran tentang perempuan kurus berambut pendek sebahu dengan muka pucat dan sedih begitu melekat difikiranku, seakan-akan Aku pernah bertemu dengannya entah kapan .  

Terkadang aku bisa merasakan kehadirannya, hawa dingin dan suram selalu menjadi pertanda bahwa Ia sedang ada disekitarku. Dan tidak hanya dirumah, bahkan Ia seakan mengikutiku kemanapun Aku pergi. Seperti hari itu.

Aku sedang menikmati makan siang bersama teman-teman di kantin kampus. 

Tiba-tiba suasana berubah hening dan orang-orang disekeliling ku memudar dengan perlahan, hingga tersisa Aku sendiri masih ditempat duduk yang sama, benar-benar sendiri, bahkan pohon-pohon dipagar pembatas kampus itu diam tak bergerak. 

Rasa takut merayap disekujur tubuhku membuatnya gemetar dan tidak bisa kukendalikan. Aku mendengar helaan nafas berat tepat dibalakangku, sangat perlahan dan sedikit serak, Aku juga bisa merasakan tiupan angin dingin dipundak ku setiap kali nafas itu menghembus.

" Indi. .Indi...."


Samar Aku mendengar seseorang memanggilku tapi Aku tidak bisa merespon bahkan Aku tidak bisa menggerakan tubuhku sedikitpun.


" Indi...."


Kali ini suara Dita sahabatku terdengar lebih jelas memanggil namaku, diikuti suara berisik seperti banyak orang berbicara disaat bersamaan, tiba-tiba dengan sangat cepat Aku merasa tersedot pusaran gelap dan dengan sangat cepat juga kesadaranku kembali dalam ledakan yang membuatku tersentak.


" Astaghfirullah" Aku terkesiap, keadaan tempat itu kembali normal, hanya saja Aku sudah dikelilingi banyak orang yang menatap cemas, ada Bapak pengelola sekaligus penjaga kantin, Ibu penjual nasi goreng, dan beberapa mahasiswa yang menunggu penjelasan,  terutama Dita yang berdiri persis dihadapanku dengan gelas kosong ditangannya, sementara dimeja berserakan es batu diantara makan siangku yang belum selesai, aku mulai menyadari darimana rembesan air yang menetes dari ujung-ujung rambutku, Dita telah mengguyurku dengan segelas es teh manis saking paniknya.


" Ndi, Astaghfirullah, Lo kenapa?!" Tanya Dita, Aku bisa menangkap perasaan lega sekaligus takut dari nada suaranya.

 Aku tidak tau bagaimana menjelaskan apa yang baru saja kualami, dan Aku tidak tau seperti apa Aku terlihat ketika itu, entah itu benar-benar terjadi atau hanya ilusi, imbas dari rasa lelah yang menderaku belakangan ini.


" Mbaknya kesurupan, ada yang ngikutin kayaknya" Celetuk Bapak penjaga kantin.

 Ia mengulurkan segelas air putih, Aku meminumnya dalam diam. Dalam bayanganku tadi Aku berteriak sambil mencakar-cakar meja atau bahkan menjambak rambutku sendiri.


" Jangan suka ngelamun Mbak" si Ibu penjual nasi goreng menimpali.  


" Kita balik aja yuk Ndi" Dita membantuku berdiri, Aku merasa sangat lemas seolah-olah tenagaku menguap begitu saja. Kami memutuskan pulang bareng  dengan naik taksi.

Sepanjang perjalanan Dita terus-terusan mengoceh bagaimana kagetnya dia saat tiba-tiba Aku mematung dengan mulut ternganga dan pandangan kosong, awalnya dia berfikir Aku tertidur, tapi saat Ia menepuk bahuku, Aku menangis lirih tanpa gerakan. 

Dita lalu reflek menyiramku dengan es teh, dan orang-orang disekitar meja kami mulai berdatangan.

Dita juga menceritakan bagaimana Aku tetap diam saat Bapak kantin membacakan ayat-ayat Alquran ditelingaku sambil terus memanggil namaku.


" Syukurlah gue ga teriak-teriak histeris" Aku mencoba bercanda untuk menangkan Dita.


" Nggak lucu Ndi, emang Lo kenapa sih?"


" Gue nggak tau Ta, tiba-tiba aja gue seperti ada didimensi lain"


Aku menceritakan dengan detail apa yang kualami tadi. Dita mendengarkan dengan seksama. Kening dan bibirnya berkerut sesaat, kebiasaan Dita ketika sedang menganalisa.


" Mungkin  Lo emang ada yang ngikutin kali" Ucapnya kemudian.


" Kan memang ada"


" Hah!! Beneran?!"


Aku melirik jahil kearah Dita, Aku dan Dita memang selalu berdua kemana-mana


" Indiiiii".  

Sudah menjelang Maghrib saat Aku sampai dirumah, Indi sempat mampir sebentar sebelum lanjut pulang dengan naik ojek online. Aku bergegas masuk kekamar karena saat itu Aku merasa sangat lelah dan mengantuk. 

Benar saja, tidak sampai lima menit menyentuh kasur, Aku sudah terbuai kedalam mimpi. 

Mimpiku yang semula warna-warni tiba-tiba menjadi gelap dan seperti ada deru hujan dikejauhan. Disudut kamarku, sosok perempuan berambut pendek sebahu berdiri diam sambil menundukkan kepala, perempuan itu persis seperti yang kubayangkan ketika Aku mengira-ngira sosok pemilik tangan kurus yang menggangguku tempo hari. 

Tapi kali ini Aku tidak merasa takut, Aku mendekatinya dan bertanya pelan.


" Kamu siapa..? Kenapa kamu mengikutiku?".


Ia hanya diam, tapi saat Aku ingin berbalik, Ia mengangkat kepalanya dengan sangat pelan hingga Aku dapat melihat raut wajahnya yang sedih dan sangat pucat.


"Tooo....loooong....." Bisiknya lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun