Mohon tunggu...
Ilva Nengsih
Ilva Nengsih Mohon Tunggu... Freelancer - writer

full time mommy

Selanjutnya

Tutup

Horor

Mereka yang Hanya Terlihat Olehku

3 Juli 2024   17:10 Diperbarui: 3 Juli 2024   17:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design


Sejak saat itu Aku mulai mengalami banyak kejadian diluar nalar, terkadang Aku bisa merasakan ketika ada mahkluk-makhluk tak kasat mata disekitarku, terutama sosok yang menggenggam tanganku beberapa waktu lalu itu, Aku bisa membayangkan seperti apa rupa sosok itu. 

Gambaran tentang perempuan kurus berambut pendek sebahu dengan muka pucat dan sedih begitu melekat difikiranku, seakan-akan Aku pernah bertemu dengannya entah kapan .  

Terkadang aku bisa merasakan kehadirannya, hawa dingin dan suram selalu menjadi pertanda bahwa Ia sedang ada disekitarku. Dan tidak hanya dirumah, bahkan Ia seakan mengikutiku kemanapun Aku pergi. Seperti hari itu.

Aku sedang menikmati makan siang bersama teman-teman di kantin kampus. 

Tiba-tiba suasana berubah hening dan orang-orang disekeliling ku memudar dengan perlahan, hingga tersisa Aku sendiri masih ditempat duduk yang sama, benar-benar sendiri, bahkan pohon-pohon dipagar pembatas kampus itu diam tak bergerak. 

Rasa takut merayap disekujur tubuhku membuatnya gemetar dan tidak bisa kukendalikan. Aku mendengar helaan nafas berat tepat dibalakangku, sangat perlahan dan sedikit serak, Aku juga bisa merasakan tiupan angin dingin dipundak ku setiap kali nafas itu menghembus.

" Indi. .Indi...."


Samar Aku mendengar seseorang memanggilku tapi Aku tidak bisa merespon bahkan Aku tidak bisa menggerakan tubuhku sedikitpun.


" Indi...."


Kali ini suara Dita sahabatku terdengar lebih jelas memanggil namaku, diikuti suara berisik seperti banyak orang berbicara disaat bersamaan, tiba-tiba dengan sangat cepat Aku merasa tersedot pusaran gelap dan dengan sangat cepat juga kesadaranku kembali dalam ledakan yang membuatku tersentak.


" Astaghfirullah" Aku terkesiap, keadaan tempat itu kembali normal, hanya saja Aku sudah dikelilingi banyak orang yang menatap cemas, ada Bapak pengelola sekaligus penjaga kantin, Ibu penjual nasi goreng, dan beberapa mahasiswa yang menunggu penjelasan,  terutama Dita yang berdiri persis dihadapanku dengan gelas kosong ditangannya, sementara dimeja berserakan es batu diantara makan siangku yang belum selesai, aku mulai menyadari darimana rembesan air yang menetes dari ujung-ujung rambutku, Dita telah mengguyurku dengan segelas es teh manis saking paniknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun