Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Siapa Kepala Museum Sabang?

11 Januari 2017   15:34 Diperbarui: 11 Januari 2017   15:48 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-Independent, Beberapa waktu yang lalu akhir bulan September/Oktober 2016, saya berkunjung ke Museum Sabang. 

Setelah itu muncul isu di Sabang bahwa BPKS telah mengirim surat ke saya (RACHMAD YULIADI NASIR) di Bitay untuk menjadi kepala Museum Sabang? Apakah benar isu ini?

Pada akhir bulan November 2016, saya masih mendengar beberapa isu antara lain: kepala Museum Sabang sudah dijabat oleh N (SHS).  AA (DPRK) sogok humas BPKS agar "N" diangkat sebagai kepala Museum Sabang.

Pada awal bulan Desember 2016, di Mesjid Agung Babussalam Sabang, setelah shalat isya, saya dengar Walikota Sabang non aktif, H Zulkifli H Adam berbicara dengan beberapa orang
jamaah bahwa," Dia (Rachmad) kepala Museum Sabang, surat di Bitay tidak dikasih, ada orang yang sakit hati disana (Bitay).

Bila benar ada surat yang dikirim ke Bitay, mengapa saat bertemu dengan orang museum, samping Museum Sabang tidak berkata apa-apa. Ada beberapa orang BPKS saat di mesjid ketika melihat saya mereka terlihat ragu-ragu sibuk dengan HPnya.

Pernah bertemu dengan Fauzi Umar di mesjid agung Sabang, Dia terlihat ragu-ragu dengan HPnya. Akhirnya saya berangkat ke Banda Aceh sejak tanggal 24 Desember 2016 karena isu-isu itu (kepala Museum Sabang) tidak ada kejelasannya.

Di Bitay-Banda Aceh di kawasan PUSPIATUR (Pusat Sejarah Peradaban Islam Aceh Turki), saya bertemu beberapa orang tetapi tidak satu pun yang bercerita tentang surat BPKS/Kepala Museum Sabang.

Ada salah seorang teungku (terduga) di Bitay, yang pegang surat BPKS, dari rumahnya terdengar," Dia (Rachmad) tidak mau/menolak jadi kepala museum." Berarti isu tersebut
mendekat fakta kebenarnya.

Pada suatu hari, Sabtu 7 Januari 2017, di mesjid Agung Darussalam. Saya mau shalat Dzuhur, kemudian bertemu dengan Fauzi Umar orang BPKS (BADAN Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang) yang sudah selesai shalat Dzuhur.

Saya bertanya,"Museum Sabang sudah ada kepalanya," "Belum ada" ujar Fauzi Umar. "Sekarang Museum Sabang masih dibawah/pengawasan saya,"ujar Fauzi Umar lebih lanjut.

Kemudian saya memberi saran terkait beberapa hal kepada Fauzi Umar tentang Museum Sabang, antara lain:
1. Air PDAM, sudah lama Museum Sabang tidak bayar air PDAM. Museum Sabang telah berdiri setahun lebih sejak Desember 2015. 

Air akan diputuskan oleh orang PDAM. Salah seorang staf BPKS pernah berkata di museum Sabang bahwa," Museum Sabang selalu membeli air, aliran air PDAM sudah diputus. Dia menunjukan lokasi pipa di dalam got depan SD 2, antara gedung Museum Sabang dan gedung theater. Tolong di chek dengan orang keuangan sudah berapa bulan BPKS/Museum Sabang tidak bayar air PDAM.

2. Dari jalan Raden Saleh disamping tembok museum Sabang ada pipa air PDAM yang langsung menuju bak penampungan yang besar. Tidak ada pipa meteran, Apa benar ini pencurian air PADM.

3. Pohon mangga yang ada di halaman Museum Sabang, dahannya di samping tembok arah jalan Raden Saleh harus dipotong. Kotoran daun-daun dan ranting selalu membuat kotor kawasan ini. Selokan penuh daun-daun, harus dibersihkan got-got yang sudah penuh. Kalau bisa dahan pohon mangga ini dipotong sejajar tembok atau ditebang seluruhnya karena anak-anak SD 2 kalau pulang sekolah sering memanjat tembok museum Sabang, mereka melempar buah mangga. Kalau terjatuh dari tembok bagaimana.

4. Fauzi Umar selanjutnya mengajak saya untuk bicara di Sabang.

5. Berhubung saya sedang riset di Banda Aceh maka saya belum bisa kembali ke Sabang.

6. Saya hanya meninggalkan email dan facebook untuk mengirim pesan kepada Fauzi Umar. HP dalam keadaan rusak dan bukan untuk komunikasi.

7. Bila ada keperluan saya sarankan segera email (puspiatur@gmail.com) atau tingkalan pesan/inbox di facebook. (FB/rachmad.bacakoran dan FB/puspiatur.aceh).

Beberapa hal lainnya yang perlu saya sampaikan adalah:

1.Pintu gerbang museum Sabang harus dibuat kembali di pagar tengah, jangan sampai masuk anjing liar yang bebas berkeliaran di halaman museum Sabang.

2.Foto-foto Sabang tempo dulu di bagian belakang museum Sabang tidak ada keterangan fotonya, harus dibuat keterangannya.

3.Di mushala ada dua buah foto sabang tempo dulu harus dipindahkan karena itu "Haknya" hiasan "Allah dan Muhammad".

4.Gedung putih bekas koperasi catnya mengempal dan tidak rapi, harus di cat ulang, kamar mandinya kotor sekali, mungkin ini untuk perpustakaan.

5.Gedung baru, theather warna hitamnya, catnya udah ada yang terkelupas (belum setahun), dicat tipis. Bekas aliran air dari atas gedung terlihat coklat.

6.Depan theather ada pohon mangga, satu buah pohon mangga sudah ditebang untuk membuat mushala, duhulu bekas tempat "kuntilanak" tingggal.

7.Ada satu lagi pohon mangga di selasar itu bisa dipangkas jangan tinggi sekali, atau ditebang saja biar tidak kotor.

8.Pasang cctv di area museum Sabang.

9.Disamping gudang ada dua kamar mandi yang kotor, krannya sudah berkarat harus diganti.

10.Perbanyak koleksi museum Sabang.

11.Buat website, facebook, twitter, instagram tentang museum Sabang.

12.Segera bergabung dengan asosiasi museum indonesia.

13.Gedung sebelah kanan jalan Raden Saleh warna kuning milik BPKS segera diberdayakan sebagai (Tourist Information Center), jangan kosong tidak terurus.

Diharapkan semua pihak agar memberi dukungan termasuk kolektor untuk dapat memberikan saran dan pendapat serta sumbanganya dalam bentuk, dokumentasi, benda antik atau lainnya yang berhubungan dengan historis masa kejayaan Sabang saat dikenal dengan nama Kolen Station (1881-1942) demi kemajuan museum Sabang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun