Agnesh menggeleng, masih dengan kepala yang menunduk. "Agnesh nggak apa-apa kok Bu," sahutnya dengan suara yang melemah.
"Agnesh harus bisa ikhlasin Aurel ya, Nak. Biarkan Aurel bahagia di sana. Kalau Agnesh terus-terusan seperti ini, pasti Aurel juga sedih. Agnesh jangan nunduk terus atuh Nak, temen-temenmu juga ingin melihat wajah cantik Agnesh. bahkan sedari tadi Ibu belum melihat wajah Agnesh," ujar Bu Gladys mencoba menghibur Agnesh.
Agnesh hanya diam, dengan kepala yang terus tertunduk. Cantik? Yang ada orang-orang akan malas dan jijik melihat wajahnya yang penuh dengan lebam ini.
Bu Gladys menghelas napas. "Yauda lanjutkan ya. Kalau sudah selesai boleh dikumpulkan," setelah mengatakan itu, Bu Gladys menepuk bahu Agnesh memberikan semangat lalu kembali ke tempat duduknya.
Agnesh menghapus air matanya dengan kasar. Kertasnya pun ikut basah karena air matanya. Gadis itu meniup-niup kertasnya yang basah, lalu kembali mengerjakan sisa-sisa soal yang belum selesai.
Lima belas menit kemudian, semua siswa mulai mengumpulkan lembar jawabannya. "Baiklah, karena bel sudah berbunyi silahkan kalian boleh beristirahat. Tetapi saat bel pulang sekolah berbunyi nanti jangan buru-buru pulang ya, Ibu mau bagiin hasil ulangan kalian ini. Sekarang Ibu mau mengoreksinya dulu," kata Bu Gladys, wanita paruh baya itu sudah bersiap-siap meninggalkan kelas.
"Baik Bu." Setelahnya Bu Gladys berlalu keluar kelas, diikuti oleh murid-murid lain menuju kantin.
Agnesh hanya berdiam diri, dia ingin pergi ke kantin juga tapi uang sakunya hanya tersisa untuk membayar angkot nanti. Sejujurnya uang Agnesh masih utuh lima belas ribu, tetapi tadi dia gunakan uangnya untuk membayar kas sepuluh ribu, karena dia sudah tidak membayar kas selama dua minggu.
Agnesh menopang dagunya di atas meja, menatap papan tulis yang kosong. Tiba-tiba ada sebuah minuman dingin yang menyentuh pipinya, membuat Agnesh refleks menoleh dan menemui Aakash yang menempelkan nutriboost dengan senyuman dibibirnya.
Melihat ekspresi Agnesh, Aakash tertawa cekikikan lalu duduk disamping Agnesh. "Buat lo, dan gak bole ditolak," ujar Aakash seraya membuka tutup botol minumnya sendiri.
"Tapi-"