Mohon tunggu...
Indani Ainun Fajriah
Indani Ainun Fajriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadilah pribadi yang bermanfaat, kapan pun dan dimana pun kita berada.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Kisah di Atas Bentala - Anak Pembawa Sial

14 Oktober 2024   17:12 Diperbarui: 14 Oktober 2024   17:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara alarm membangun Agnesh dari tidurnya. Gadis itu melirik sekilas ke arah nakas, melihat jam yang menunjukkan pukul 04.00 WIB. Rupanya sudah pagi, dan Agnesh tertidur di lantai semalam masih dengan baju yang dia kenakan sejak kemarin. Ditangannya pun masih ada gunting dan sebuah figura.

Agnesh meletakkan figura dan gunting itu di atas meja belajarnya. Merenggangkan otot sejenak, lalu gadis itu mencoba berdiri walau kakinya terasa sangat sakit. Tidak, Agnesh tidak boleh menyerah, dia harus berangkat sekolah sekarang. jika tidak, Kailash akan kembali memukulinya, lagi.

Tanpa menunggu lama, Agnesh segera membawa langkah kakinya menuju kamar mandi walau dengan terseok-seok. Mungkin setelah mandi, badannya akan terasa lebih fresh dan sakit dibadannya akan sedikit berkurang.

30 menit berlalu, dan kini Agnesh telah siap dengan seragam sekolah yang dilapisi sweater agar luka dibadannya tak telihat. Dengan senyum ceria, Agnesh keluar dari kamarnya menuju ruang makan untuk melaksanakan sarapan pagi.

Namun, saat dirinya akan segera sampai di ruang makan, tangannya tidak sengaja menyenggol sebuah lukisan yang membuat lukisan itu jatuh dan pecah. Kailash yang mendengarnya pun segara beranjak dari duduknya untuk melihat apa yang terjadi.

"APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN LUKISAN ITU, SIALAN!!" napas Kailash terngah-engah dengan tatapan tajamnya.

Agnesh yang mendengarnya pun merasa ketakutan. Ya Tuhan jangan biarkan kejadian semalam terulang kembali, badan Agnesh masih sakit. "Ma-maaf Yah, Agnesh nggak sengaja," sahutnya lirih.

"GADIS BODOH!!"

Agnesh tersungkur dengan memegangi pipinya. Kailash kembali menamparnya dengan sangat kuat, sakit semalam belum hilang. Namun, Agnesh harus merasakannya lagi.

"Bisa-bisanya kamu merusaka barang yang sangat berharga bagi saya. Memang tidak tahu diri, menyusahkan!" maki Kailash dengan menendang badan Agnesh berkali-kali.

Agnesh menangis terisak, dirinya tak lagi bisa melawan sekarang. gadis itu meringkuk di lantai, menikmati kekerasan-kekerasan yang Ayahnya berikan tiada henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun