Mohon tunggu...
Indani Ainun Fajriah
Indani Ainun Fajriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadilah pribadi yang bermanfaat, kapan pun dan dimana pun kita berada.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kisah di atas Bentala - Kehilangan Sahabat

10 Oktober 2024   17:46 Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dari pemakaman Aurel, Agnesh tidak langsung pulang ke rumahnya. Gadis itu mengunjungi suatu rumah kecil yang biasanya ditempati Agnesh dan Aurel saat ingin pulang ke rumah.
Kaki jenjangnya menyusuri jalan setapak, masih dengan menggunakan seragan sekolahnya serta tas gendong yang berisi buku-buku pelajaran. Agnesh dengan semangat menuju ke arah rumah kecil di depan sana.
Sesampainya di depan rumah itu, Agnesh tersenyum. Senyum yang tersirat akan kerinduan dan kesedihan. Dia rindu masa-masa bermain dengan Aurel, dia rindu masa-masa dimana dirinya selalu merakit mahkota dari rumput bersama dengan Aurel. Semua itu dilakukannya hanya berdua, karena memang hanya Aurel-lah sahabat satu-satunya seorang Agnesh.

"Udah berapa lama kita nggak main kesini ya Aurel," gumam Agnesh. Sekan-akan Aurel masih berada di sisinya.

Agnesh duduk di depan rumah itu, kakinya terayun-ayun dengan syahdu mengikuti irama angin. Rumah kecil ini, berada di lingkungan perumahan orang-orang yang cukup ramai. Membuat Agnesh ataupun Aurel tak pernah takut sekalipun harus berkunjung ke rumah ini malam hari.

Cukup lama Agnesh duduk-duduk di sana, hingga gemericik air membuatnya bangkit dan menaiki rumah itu. Dipandangnya rintik-rintik air yang mulai berjatuhan dengan teratur. Agnesh menghembuskan napasnya, mungkin malam ini dia akan menginap di rumah ini saja. Biarlah nanti dia terkena amukan Ayahnya, yang terpenting untuk saat ini, Agnesh ingin mengenang kebersamaannya dengan Aurel.

Sepatu mulai gadis itu lepaskan, kakinya mulai melangkah menuju ke arah dalam rumah itu. 'Lumayan kotor,' batin Agnesh saat melihat debu yang cukup tebal dikaos kakinya.

Meletakkan tasnya di atas kursi, Agnesh mulai berjalan menuju pojok ruangan, mengambil sapu dan mulai menyapunya. Membersihkan debu-debu yang menempel pada barang-barang disana dengan kain yang juga tersedia di pojok ruangan bersama dengan alat-alat kebersihan lainnya.

30 menit berlalu, dan Agnesh telah selesai membersihkan rumah itu. Rumahnya dengan Aurel kembali bersih, sama seperti dulu waktu Agnesh dan Aurel sering berkunjung kesini. Agnesh meregangkan sejenak otot-ototnya, lalu berjalan keluar ruangan untuk sekedar melihat hujan telah berhenti ataukah belum.

"Eh, Nduk Agnesh ada disini. Sudah lama toh Nduk, ndak berkunjung kesini."

Mendengar suara seseorang yang menyebut namanya, membuat Agnesh segera menoleh ke sumber suara itu berasal. Dan di sana, sudah ada seorang Ibu-Ibu yang berdiri dengan senyum manis di wajahnya.

Agnesh tersenyum, setelah melihat siapakah gerangan yang memanggilnya. "Hehe, maaf Mbok. Sekolah lagi sibuk banget," sahutnya.

"Mbok Ningsih mau kemana malam-malam begini?" sambung Agnesh seraya berjalan mendekat ke arah Mbok Ningsih, perempuan yang menyapa Agnesh tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun