Mohon tunggu...
Indah SriHandayani
Indah SriHandayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka menulis puisi,cerpen, artikel,dan membuat Desain, kunjungi akun Instagram saya di https://www.instagram.com/1ndaaah_?igsh=bXc5YmhidjJmZGVl 👈

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jejak Kasih Ibu

22 Juli 2024   11:55 Diperbarui: 22 Juli 2024   14:52 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mia tertawa sinis, "Oh, Zara. Kamu bisa melakukan lebih baik dari ini, tapi kamu terjebak di sini dengan ibumu yang hanya bisa menyediakan beras untuk makanan."

Rani menimpali, "Benar sekali. Kamu harus memaksa ibumu memberimu lebih banyak uang. Kita tidak bisa berdiam diri seperti ini."

Zara merasa semakin terjepit di antara tekanan teman-temannya dan rasa malu atas keadaan keluarganya. Dia berharap bisa menemukan jalan keluar dari situasi yang membingungkan ini, tetapi dia tidak tahu harus mulai dari mana.

Setelah percakapan yang memilukan itu, Zara akhirnya pulang dengan langkah berat. Ia memasuki rumah dengan perasaan campur aduk, tidak yakin lagi apa yang seharusnya dia lakukan. Nenek Maria yang duduk di sudut ruangan segera melihat ekspresi Zara.

"Zara, apa yang terjadi, Nak?" tanya Nenek Maria dengan suara lembut, mengkhawatirkan keadaan Zara.

"Aku lelah dengan semuanya, Bu!" teriak Zara, menangis dengan marahnya. "Aku lelah dengan semua omongan mereka tentang kita!"

Nenek Maria mendekati Zara dengan hati-hati, mencoba untuk merangkulnya. "Maafkan ibu jika ada yang membuatmu kesal, Nak. Ibuku hanya ingin yang terbaik untukmu."

Zara menoleh dari Nenek Maria, masih dalam keadaan terpukul. "Aku ingin semuanya berubah, Bu! Aku ingin hidup kita lebih baik, aku ingin kita punya banyak uang!"

Nenek Maria merasa sedih melihat Zara dalam keadaan seperti ini. Dia merangkul Zara dengan penuh kasih sayang. "Kita akan melewatinya bersama, Nak. Kita akan membuatnya lebih baik."

Zara merasa semakin kesal dan dia mendorong ibunya dengan keras dan membuatnya jatuh ke lantai "sudah lah bu,kalau cuma modal bersyukur juga tidak akan merubah nasib kita",Teriaknya sambil berjalan menuju kamarnya,dan meninggalkan nenek maria yang masih duduk di lantai,nenek maria merasa sakat sedih ,tapi dia terus mendoakan anaknya itu supaya nantinya berubah "Ya Allah ampunilah anak ku, lindungi lah dia ya Allah,aku tahu nantinya dia pasti akan berubah.

Setelah beberapa hari dari kejadian itu,hari ulang tahun Zara pun tiba, mengingat ulang tahun putri tercintanya , Nenek Maria dengan senang hati membuatkan kue untuk Zara. Namun, Zara malah marah dan menolak kue itu dengan kasar. "Aku tidak butuh kue jelek dan tidak enak ini, Bu!" teriak Zara dengan nada menghina. Nenek Maria merasa sangat terluka dan malu karena hanya bisa memberikan sesuatu yang sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun