Strategi ini dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Menghindari konflik dapat memberikan waktu bagi pihak-pihak yang terlibat untuk menenangkan diri dan memikirkan solusi yang lebih baik.
2. Mengakomodasi.
Strategi ini memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, terutama jika isu tersebut penting bagi pihak lain. Dengan mengakomodasi, diharapkan terjadi kerjasama yang memungkinkan semua pihak terlibat untuk membuat keputusan yang memuaskan.
3. Kompetisi.
Strategi ini digunakan jika seseorang yakin memiliki lebih banyak informasi atau keahlian dibandingkan pihak lain, atau jika seseorang tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai yang dimilikinya. Meskipun dapat memicu konflik, strategi ini dianggap penting untuk keamanan dalam beberapa situasi.
4. Kompromi atau Negosiasi.
Strategi ini melibatkan memberikan dan menawarkan sesuatu pada saat yang bersamaan, serta saling memberi dan menerima untuk meminimalkan kerugian semua pihak yang terlibat. Dengan negosiasi, diharapkan tercapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi.
Strategi ini memungkinkan semua pihak terlibat untuk saling bekerja sama menuju pemecahan masalah yang menguntungkan semua pihak. Dalam kolaborasi, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk saling mendukung dan memperhatikan satu sama lain.
Oleh karena itu, pemahaman tentang konflik dan strategi penyelesaiannya sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja atau hubungan interpersonal yang harmonis dan produktif. Dengan mengelola konflik yang baik, kita dapat menghindari potensi dampak negatif yang dapat mengganggu kerja sama dan pencapaian tujuan bersama.
Daftar Pustaka:
Muspawi, M. (2014). MANAJEMEN KONFLIK ( UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK DALAM ORGANISASI). Jurnal Penelitian: Universitas Jambi: Seri Humaniora, 41-46 .