Mohon tunggu...
IndahPutri R
IndahPutri R Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengupas "Hujan"

26 Februari 2018   21:53 Diperbarui: 26 Februari 2018   21:58 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esok sepertinya sudah mengetahui banyak hal di tenda pengungsian 24 jam terakhir. Dia mengenal dan dikenal banyak peugas, cakap berbicara dengan mereka.

Dalam bidang akademik, Esok juga digambarkan sebagai pemuda yang genius, dan tertarik dalam bidang teknologi

Lail tidak terlalu familier dengan teknologi. Dia lebih suka cara biasa. Esok yang sangat menyukainya. Esok tenggelam dalam berbagai proyek mesin. Dia amat genius. Dua buan lalu, Esok mewakili sekolahnya, dikirim ke Ibu Kota,, memenangkan kompetisi nasional membuat mobil terbang.

Selain Lail dan Esok, terdapat beberapa tokoh tambahan yang berfungsi untuk menyokong jalannya cerita. Salah satunya adalah Maryam. Lail bertemu Maryam untuk pertama kalinya di panti sosial. Maryam digambarkan sebagai sosok yang kuat, pemberani dan tidak mudah menyerah. Maryam merupakan sahabat terdekat Lail, yang membantu Lail menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah cinta.

Sifat pemberani dan tidak mudah menyerah Maryam tergambar dalam salah satu kutipan ini

"Iya. Itu memang gila!" Maryam menjawab gagah. " Hanya cara gila itu yang tersisa sekarang. Atau kita akan membiarkan ribuan penduduk kota di hilir sungai disapu air bah bahkan sebelum mereka sempat menyadari apa yang telah menghantam mereka.

(hal 148)

Maryam juga digambarkan memiliki sifat humoris

"Apa lagi? Bakat selalu membawa kebahagiaan bagi siapa pun yang melihatku," Maryam menjawab asal, menyandarkan punggungnya ke kursi. Lail tertawa lagi. Cukup 24 jam bersama Maryam untuk tahu bahwa Maryam anak yang suka bergurau...

Panti sosial tempat Lail dan Maryam tinggal dipimpin oleh seorang wanita bernama Ibu Suri. Ia disebutkan sebagai sosok yang galak dan disiplin, namun sesungguhnya sangat perhatian kepada setiap anak asuhnya

Setiap lantai panti sosial memiliki dua petugas pengasuh yang bergantian mengawasi anak-anak. Kedua belas petugas itu dipimpin satu orang superintendent.seorang ibu berusia lima puluh tahun. Tubuhnya besar, wajahnya galak, sangat disiplin. Lail dan teman-teman selantai memanggilnya "Ibu Suri"

(hal 81)

Ellijah juga merupakan salah satu tokoh yang mendukung jalannya cerita. Ia merupakan petugas khusus dibidang penghilang memori. Terbiasa bekerja dibidang yang berkaitan dengan psikologi manusia membuatnya menjadi sosok yang bijaksana dalam menyikapi persoalan hidup. Termasuk persoalann hidup Lail dan Esok. Hal ini tergambar dalam kutipan halaman 307:

"Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan."

Novel ini memiliki berbagai macam latar. Latar tempat didalam novel ini diantaranya: 

yang pertama, Ruangan 4x4 m persegi. Ruangan ini menjadi latar yang paling sering muncul didalam novel ini. Merupakan ruangan dimana Lail memutukan untuk menghapus kenangannya. Ruangan ini digambarkan bercat putih, tanpa jendela dan memiliki fasilitas-fasilitas canggih didalamnya.

Ruangan 4x4 m2 itu selintas terlihat didesain terlalu sederhana untuk sebuah ruangan paling mutakhir di kota ini. Padahal ruangan itu berteknologi tinggi dan berperalatan medis paling maju. ....Dinding dan Langit-langitnya berwarna putih. Tingginya sekitar empat meter

(hal 5)

kedua, Stasiun kereta bawah tanah.Stasiun kereta bawah tanah merupakan tempat dimana kecelakaan kapsul kereta terjadi. Dalam kecelakaan tersebut, Lail kehilangan ibunya, sementara Esok kehilangan ke-4 kakak laki-lakinya.

Setelah berjalan serratus meter lagi, dengan cekatan mereka menuruni anak tangga menuju stasiun kereta bawah tanah. Bersama ribuan para komuter lainnya, mereka melangkah tidak kalah gesit.

(hal 11)

Ketiga,Kolam air mancur central park.Kolam air mancur yang terletak di centar park ini, sering terlihat digambarkan oleh pengarang sebagai tempat Lail dan Esok bertemu, dan saling menceritakan hari mereka. Awalnya, kolam air mancur ini menjadi tempat Lail dan keluarganya menghabiskan waktu saat akhir pekan.

Mereka berdua berhenti lama di kolam air mancur Central Park. Landmark paling terkenal di kota.

(hal. 38)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun