Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

KKN, Bukan Kisah Kasih Nyata

3 Juni 2024   22:29 Diperbarui: 3 Juni 2024   22:57 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN bukan Kisah Kasih Nyata (Sumber: pexels/Hong Son)

KKN, Kisah-Kasih Nyata

KKN selalu dapat dipanjangkan menjadi Kisah-Kasih Nyata. Itulah yang membuatku begitu bersemangat menjalani pembekalan KKN setiap minggu. Berkumpul dengan para mahasiswa dari berbagai fakultas yang berbeda di kampusku, tentu sangat menarik. Selama hampir tiga tahun hanya bergaul dengan teman-teman satu fakultas, terus terang aku sudah bosan. KKN menjadi jalan ninja untuk cuci mata dan ... yah, siapa tahu bisa dapat pacar.

Walaupun memiliki wajah yang lumayan cantik -- kata orang, tapi aku tak seberuntung kawan-kawanku yang memiliki kekasih hati selama duduk di bangku kuliah ini. Aku sendiri merasa tak ada kawan lelakiku yang cukup menawan untuk kujadikan pacar. Kalaupun ada yang kutaksir, biasanya dia tak naksir diriku. Jadinya aku harus puas menjomlo saja sepanjang masa kuliahku ini.

Tapi di masa KKN? Masak sih, aku tidak bisa dapat pacar?

Suara dosen berbicara di depan ratusan mahasiswa membawaku kembali dari lamunan. Dosen itu menjelaskan bahwa tahun ini adalah tahun terakhir kampus kami menggunakan Kabupaten Lumajang sebagai lokasi KKN. Tahun ini pula, jumlah mahasiswa yang mendaftar KKN membludak, sehingga kami harus menerima nasib bahwa satu desa akan dihuni oleh 48 mahasiswa KKN!

What!

Aku melotot, ini sih kayak bedol satu kelas sendiri. Tapi mungkin dengan begini aku akan mempunyai lebih banyak pilihan. Siapa tahu dari ke-48 mahasiswa, jika setengahnya lelaki -- jadi 24 orang lelaki itu semuanya good looking, dan salah satunya bisa jadi pacarku. Hmm, hmm, aku mesam-mesem sendiri.

Nurni, teman seangkatan yang duduk di dekatku menyenggol lenganku, "Ngapain, sih?"

"Ada, deh..."

Kami segera mendapatkan pembagian desa tujuan dan kelompok. Aku ternyata satu desa dengan Wira dan Dion, dari fakultasku. Nurni berada di desa yang lain, cukup jauh dari desaku. Vitri, sahabatku yang lain, juga berada di desa lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun