Daily Dose Of Sunshine, saya menulis artikel ini.
Terinspirasi drama korea yang dibintangi Park Bo Young,ÂDaily Dose Of Sunshine menceritakan kehidupan perawat yang bekerja di klinik kejiwaan sebuah rumah sakit. Ia begitu intens merawat pasien-pasiennya sehingga terikat secara emosi. Dan ketika salah satu pasiennya suicide, perawat ini tenggelam dalam penyakit kejiwaannya sendiri.
Saya tidak hendak bercerita mengenai jalan cerita drama tersebut, namun saya lebih fokus pada terapi yang digunakan dokter agar si perawat menjadi berangsur membaik.
Terapi itu adalah menuliskan hal-hal baik yang telah dilakukan dalam hari itu, sebagai reward dan penyemangat diri. Sebagai cara agar lebih menghargai diri sendiri.
Menurut saya terapi ini sangat baik diterapkan sehari-hari, pada orang yang sehat sekalipun. Mungkin dapat juga sebagai terapi pencegahan penyakit mental health. Karena kalau merujuk pada drama tersebut, bisa jadi kita semua memiliki sedikit penyakit kejiwaan tapi tak pernah menyadarinya. Karena bahkan sindrom kecemasan pun menjadi penyakit jiwa yang dapat membahayakan si penderita.
Kita kembali pada terapi menulis hal baik. Kadang-kadang kita sangat tidak menghargai diri sendiri, merasa kecil, dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Kita merasa nggak ngapa-ngapain dan merasa bodoh sepanjang hari. Yuk, kita ubah mindset kita itu. Mulailah menulis hal baik sekecil apapun itu dan bersyukur karenanya.
Saya yakin secara nurani kita semua sebenarnya ingin menjadi orang baik, dan terapi ini akan sangat membantu mencapai itu. Akhirilah hari dengan membaca semua list hal baik hari ini, dan bersyukurlah karenanya.
Esok, kita pasti tergerak untuk membuat list yang lebih panjang. Bukan untuk berkompetisi dengan orang lain, namun untuk berkompetisi dengan diri sendiri. Untuk mewujudkan jargon hari esok harus lebih baik dari hari ini.
List Anda adalah harta Anda, dan jika Anda keberatan tentu itu menjadi privasi Anda sendiri. Cukup Anda yang tahu.
Agar artikel ini lebih praktikal, saya akan membagikan hal baik yang saya lakukan hari ini, sebagai contoh.
1. Bangun sebelum subuh, dan melaksanakan salat tahajud
2. Menulis 1 artikel sambil menunggu subuh
3. Memasak sarapan untuk keluarga
4. Menyiapkan bekal makan siang untuk si bungsu
5. Berhasil membuat anak kedua bangun dan sekolah tanpa drama
6. Berhasil membuat anak kedua sarapan sedikit sebelum berangkat ke sekolah
7. BAB di pagi hari
8. Berhasil mengembalikan buku dan payung pinjaman
9. Ngobrol dengan anak-anak
10. Dan seterusnya...
Terapi pencapaian ini memang sangat subjektif, hanya kita yang tahu bahwa itu suatu pencapaian. Hal yang menurut kita  pencapaian, bisa jadi adalah hal yang biasa-biasa saja atau justru menggelikan bagi orang lain.
Mungkin orang akan tertawa karena BAB di pagi hari dianggap sebuah pencapaian. Padahal bagi orang yang susah BAB seperti saya, itu prestasi yang membuat saya senang.
Terapi ini menjadi sangat privasi karena sebagian orang juga memasukkan pencapaian-pencapaiannya dalam hal ibadah. Itulah mengapa list semacam ini hanya berguna untuk diri sendiri.
Jika kita share di media sosial, niat baik kita untuk membuat hari-hari kita waras, akan teracuni prasangka orang lain yang menganggap kita pamer.
Baru salat tahajud aja dipamerin
Ngobrol sama anaknya saja dianggap prestasi berarti sehari-hari kagak pernah ngobrol?
Lah bikin sarapan kan memang tugas seorang ibu, napa dia anggap pencapaian?
Komentar-komentar semacam itu yang keluar dari jari atau mulut tanpa dikontrol, akan membuat kita malah sakit mental.
Oleh sebab itu mulailah fokus pada diri sendiri. Menambah list kebaikan/pencapaian setiap hari dengan gembira.
Tak usah disebar-sebar, tak usah dijadikan status, tak perlu dukungan orang lain. Pendukung terbesar kita sebenarnya adalah kita sendiri. Banggalah dengan pencapaian Anda, dan bersyukurlah kepada Tuhan atas segala nikmatnya.Â
Semoga bermanfaat. Salam hangat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H