Kakak-kakak saya yang tinggal di Malang juga mendukung keinginan papa saya sehingga setiap malam tahun baru selalu mengadakan acara.
Acaranya sederhana saja yaitu makan-makan sambil karaokean. Â Kedua orang tua saya hobi menyanyi. Pun anak-anaknya. Jadi momen tahun baru dibuat semeriah mungkin untuk membuat kedua orang tua senang.
Tidak ada niat mengkhultuskan tahun baru, hanya memanfaatkan momen untuk bisa menghargai setiap pertemuan.
Malam tahun baru 2024 kemarin, saya datang dan lengkaplah kami berlima hadir berusaha membuat kedua orang tua gembira.
Ada satu kakak yang tidak merayakan tahun baru masehi, tapi dia tetap mau masuk di ruangan ketika kami akan berfoto bersama.
Tokoh paling semarak di malam tahun baru ini adalah kakak laki-laki saya yang sering dipanggil dengan Pak Rete. Dulu dia Pak RT di lingkungan rumahnya. Walau sekarang jabatannya naik jadi ketua LKMD, tapi panggilan Pak Rete tetap melekat.
Nah, Pak Rete yang biasanya cool gag mau nyanyi, entah kenapa tidak mau lepas mic di malam tahun baru. Dia nyanyi lagu-lagu tahun 80an seperti Madu dan Racun, Mungkinkah, Ini Rindu, dan lain-lain.
Untuk kedua orang tua saya tentu dicarikan lagu-lagu tembang kenangan tahun 60-70an seperti Widuri, Sepanjang Jalan Kenangan, dan lain-lain.
Kali ini generasi genzy alias anak-anak hanya anak-anak pak Rete yang hadir. Biasanya kalau generasi ketiga ngumpul juga ada alunan lagu-lagu k-pop memeriahkan suasana.
Pak Rete juga sempat menyanyikan Sepanjang Jalan Kenangan lalu menyampaikan kenangannya terhadap lagu itu.
"Tahu nggak, dulu papa waktu mau tugas ke Timor-Timur, diantar mama, sepanjang jalan dari rumah dinas menuju tempat berkumpul, mereka bergandeng tangan menyanyikan lagu ini."