Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aco Masuk Sekolah Pukul Lima Pagi

4 Maret 2023   21:31 Diperbarui: 5 Maret 2023   04:30 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aco Masuk Sekolah Pukul Lima Pagi (Sumber: Pexels/Admiral General M)

"Seperti kurasa Ramadhan yang datang terlalu dini," gumamnya sambil meneguk air hangat yang kusediakan.

"Betul nak. Inipun bukan sarapan. Sekalian kau sahur saja. Baik juga mamak rasa itu sekolah jam lima. Nanti kalau kau puasa, berkurang uang jajan ko keluarkan. Tidak perlu main-main di luar karena bisa haus. Nanti kalau maghrib, kubikinkan ko pisang ijo sama lontong kari ayam."

Aco melongo. Menatapku berharap aku hanya bercanda. Tapi tidak, Ferguso. Aku tidak bercanda. Aku serius seserius-seriusnya.

"Jadi ... puasa saya ini, Mak?" tanya Aco lemah.

"Puasako, Nak. Rugi-rugi bangun jam segini kalau tidak puasa. Tadi seharusnya kau juga salat tahajud dulu. Ingatko itu, niat puasa. Nanti pergi salat subuh di masjid, janganko makan-makan sembarang, nah?"

Hari pertama sekolah pukul lima, anakku berangkat dengan gontai dan mengantuk. Pulang sekolah dia lebih lemas lagi dan hanya di rumah saja menunggu azan maghrib. Hari kedua, ia mulai pasrah, dan mau puasa lagi setelah nego untuk tetap dapat uang jajan untuk dia tabung. Hari ketiga ia mulai terbiasa puasa, dan hari keempat dan seterusnya ia berangkat dengan semangat walaupun masih berpuasa.

Hari ke tiga puluh ia pulang sekolah dengan gontai.

"Kenapa ko, Nak?"

"Maaaaak ... sudah satu bulan sekolah jam lima. Tadi ada pengumuman kalau sudah dievaluasi. Hasilnya, mulai besok, kami kembali masuk jam tujuh pagi."

"Ya, sudah, Nak. Namanya peraturan pemerintah memang begitu selalu berubah-ubah. Kita yang hanya rakyat kecil, hanya bisa menerima dan menjalankan peraturan," jawabku.

"Tapi aku nanti akan kehilangan saat-saat indah sahur dan puasa selama satu bulan ini, Maaak. Aku sudah terlanjur cinta dengan puasaku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun