"Hmm, harum. Dari mana?" tanya suaminya.
"Biasa ... spaaaa. Tadi huniy di kantor ada cerita apa? Ada yang menarik tidak?"
Kening Adi berkerut.
"Apa, ya? Tidak ada yang menarik. Oya, ada oleh-oleh dari Rania tuh di meja. Tadi Clara yang dititipi."
"Ooh ... mana kaosnya?" Siska mengeluarkan kaos dari dalam goodiebag. "Kok, cuma satu, Yang?"
"Iyaa, itu buat kamu."
"Ooh buat aku ya? Duh, baik banget kak Rania. Huniy masih simpan nomor kontaknya? Aku mau wa dia, Â mau ngucapin makasih, ah."
"Tanya Clara aja, aku nggak nyimpan nomor Rania," jawab Adi.
"Oke, aku ada nomornya Clara."
Siska membawa kaos dan goodiebag ke dalam kamar, dan ketika suaminya tidak melihat, ia memasukkan kaos ke dalam kresek hitam.
"Huniy sudah makan? Mau makan apa kita malam ini? Cariin di go food ada yang menarik, nggak?" teriak Siska. Terdengar suaminya menggumam mengiyakan. Siska tersenyum. Kenangan lama harus dikubur.