Rania
Sehelai kaos putih bergambar sakura itu masih ada di dalam goodiebag. Rania menyisihkannya di antara oleh-oleh dari Jepang, sementara oleh-oleh lainnya sudah dibagikan kepada teman-teman yang lain. Kaos itu buat Adi, crush-nya zaman muda dulu.
Entah mengapa saat pertama kali melihat kaos tersebut di Ginza, ia teringat pada Adi. Hanya Adi yang pantas memakai kaos tersebut. Rania bahkan cuma membeli sehelai saja, dan tidak membelikan Siska, istri Adi.
Jangan salah paham dulu, pembaca yang budiman. Rania juga membeli banyak oleh-oleh buat Hudi, suaminya tercinta. Antara Rania dan Adi sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Swear.
Rania melirik jam hias kecil yang menghiasi ujung mejanya. Siang ini ia ada janji makan siang dengan kawan lama, Clara. Rania mengemas barang-barang yang hendak dibawanya, lalu segera beranjak.
Clara
Clara selalu merasa senang jika mendapat kesempatan untuk pergi ke kantor pusat Jakarta. Selain healing dari pekerjaan kantor yang membosankan, ia juga dapat bertemu dengan Rania, sobatnya yang dulu sama-sama merintis karier dari nol di kantor cabang Bali.
Kali ini ia segera menuntaskan urusannya di kantor pusat, untuk cepat-cepat memenuhi janji ketemuan makan siang dengan Rania.
Rania sobatnya sudah jauh berubah. Dulu kucel, sekarang wangi. Dulu sederhana, sekarang bersahaja.
"Nih, oleh-oleh dari Jepang. Kamu masih koleksi payung, kan?" Rania menyerahkan oleh-oleh payung hias cantik dari Jepang yang dibelinya khusus buat Clara. Mereka sudah duduk di sebuah kafe di sudut kota Jakarta yang bingar.