"Baru setelah merasa dirugikan, bicara tentang hak yang dipotong. Bagaimana dengan kewajiban mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan?"
"Baru dipotong sekali sudah koar-koar tanpa henti, giliran beberapa tahun lalu dinaikkan 15% berkali-kali, diam-diam saja menikmati."
Ah, serba salah. Breaking news itu benar-benar meresahkan PNS se-Indonesia. Benarkah akan dilaksanakan, atau hanya ngeprank saja?Â
Gubrak!!!
Handono, PNS teladan yang tadi sedang menonton breaking news, jatuh dari kursi panjang tempatnya leyeh-leyeh. Ia tergeragap panik dengan dada berdegup kencang.Â
Betulkah tadi ia membaca breaking news itu dengan sebenar-benarnya, atau breaking news itu muncul di televisi dalam mimpinya? Handono memelototi layar televisi, menanti lewatnya breaking news lagi, sementara penyiar berita sedang menyampaikan derita petani tomat yang merugi gara-gara harga tomat jatuh hingga Rp500 sekilo.
Handono tak sabar segera meraih ponsel yang tergeletak di meja. Ia mengecek semua grup kantor dan grup bulutangkis serta grup domino yang semua anggotanya adalah kawan-kawan PNS-nya. Kenapa grup sepi-sepi saja, apakah mereka semua menerima dan setuju begitu saja dengan pemotongan gaji PNS? Handono merasakan keringat dingin mulai mengaliri pelipisnya.
Ia membuka laman twitter dan mencari keyword trending topik.Â
Tomat. Blackpink. Sambo. No repeat order.Â
Tidak ada keyword pemotongan gaji. Bukankah tadi ia benar-benar melihat warga twitter heboh membicarakan soal pemotongan gaji?
Tak sabar ia segera menghubungi Bardo, sahabatnya di klub domino.