Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Drakor My Liberation Note Episode 13, Sedih

23 Mei 2022   20:33 Diperbarui: 23 Mei 2022   20:36 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
My Liberation Note (Sumber: asianwiki.com)

Saya sedang mengikuti drakor on going berjudul "My Liberation Note." Kalau diartikan, judul itu berarti "Catatan Pembebasanku." Judul ini diambil dari kebiasaan Mi Jeong (salah satu tokoh utama dalam drakor) yang selalu membuat catatan sejak ia bergabung -- tepatnya membentuk sendiri bersama dua temannya - sebuah klub di tempat kerjanya. Klub Pembebasan.

Tempat kerja Mi Jeong itu memang mengharuskan pegawainya untuk bergaul dan membuat klub-klub. Ada klub olah raga, klub musik, namun hanya Mi Jeong dan dua orang pegawai yang tidak tergabung dalam klub apapun. Karena pihak perusahaan memaksa mereka untuk bergabung dengan klub apapun -- akhirnya mereka, dengan ide dari Mi Jeong, membentuk klub sendiri yaitu klub pembebasan.

Mi Jeong sendiri adalah gadis pemalu yang suka berbicara dengan pikirannya sendiri, dan agak unik. Ia bosan dengan hidupnya yang selalu dimanfaatkan orang lain karena ia terlalu baik. Pacarnya membuatnya berutang pada bank, lalu menghilang. Mi Jeong kesal karena ia selalu bertemu dengan pria-pria brengsek. Ia ingin bebas dari hidupnya yang membosankan.

My Liberation Note sendiri bercerita tentang sebuah keluarga di daerah urban. Terdiri dari pasangan suami istri dengan tiga anak yang bekerja di Seoul (Mi Jeong adalah si bungsu). 

Si bapak bekerja sebagai pembuat wastafel, dan mereka sekeluarga bekerja bersama mengurus ladang dengan berbagai tanaman. Anak-anaknya hanya membantu saat week-end. Ada satu lagi seorang pria yang membantu bapaknya membuat wastafel yang biasa disebut sebagai Pak Gu.

Pak Gu ini misterius. Selalu diam tidak pernah banyak cakap. Ia menyewa rumah tak jauh dari keluarga tersebut sehingga tidak merepotkan jika diantarkan makanan atau ikut makan di rumah keluarga tersebut. Tapi sehari-hari terutama bila malam tiba, tak ada yang dilakukannya kecuali melamun dan minum alkohol. Hingga kemudian Mi Jeong mendekatinya dan mereka berpacaran.

Ketiga bersaudara Gi Jeong, Chang Hee dan Mi Jeong punya masalah mereka masing-masing. Gi Jeong si anak tertua adalah gadis temperamental yang selalu gelisah. Ia terobsesi untuk memiliki pacar dan bermaksud untuk pacaran dengan sembarang orang. Ia tertarik pada teman satu klub Mi Jeong  (Tae Hun)yang ternyata adalah kakak dari temannya waktu remaja.  Tae Hun ini seorang duda satu anak.

Gi Jeong yang tak suka berbasa-basi segera menyatakan perasaannya pada Tae Hun namun ia merasa kecewa saat mendapat penolakan. Namun justru setelah menolaknya, Tae Hun masih menghubunginya dan akhirnya mereka pacaran.

Chang Hee satu-satunya anak laki-laki, mempunyai permasalahan dengan rekan kerja yang menjengkelkan. Ia juga mengalami hubungan yang kandas dengan pacarnya. Pada satu titik, Chang Hee memutuskan untuk berhenti bekerja dan tinggal di rumah membantu ayah ibunya.

Ketiga saudara itu dan juga kedua orangtuanya bukanlah keluarga yang hangat. Mereka jarang ngobrol dengan guyub. Ketiga anak yang sudah dewasa itu juga mengalami kelelahan karena selalu harus pergi ke kantor pagi-pagi, dan pulang larut malam akibat rumah mereka yang sangat jauh dari Seoul.

Episode 13 dan 14 merupakan titik balik kehidupan keluarga tersebut. Dimulai dengan perginya Pak Gu dari kehidupan mereka. Pak Gu ternyata adalah orang yang bekerja di sebuah klub malam di Seoul. Tidak hanya klub malam, namun juga merangkap bar dan tempat hiburan skala besar. Posisinya tinggi dan ia bergelimang uang. Ia pergi dan lama tak ada kabarnya.

Di episode 13, sosok ibu yang tak pernah digambarkan banyak di episode sebelumnya, memeroleh porsi lebih. Ibu yang selalu digambarkan sibuk melayani keluarga, memasak -- menghidangkan masakan -- bekerja di kebun, mulai menampakkan protesnya.

Setelah panen ubi, mereka (bapak, ibu dan Chang Hee) mengalami kecelakaan kecil, dan saat pulang ke rumah, ibu ngomel karena ia sangat lelah dan berkeringat, tapi masih harus memasak untuk keluarga. Ibu ngomel karena sekarang hanya menjadi koki pribadi bapak, padahal di masa muda, ia bisa saja mencampakkan bapak. Ibu minta ladang dijual saja karena semua tanaman itu merepotkan dan membuat lelah.

Ladang akhirnya dijual. Lalu ibu yang gembira karena Gi Jeong sudah punya pacar, ingin melihat calon menantunya. Gi Jeong pun mengajak ibu ke restoran tapi duduk terpisah. Ibu janji hanya akan melihat dari jauh. Ibu yakin kalau ia melihat Tae Hun, ia akan tau Tae Hun benar-benar jodoh Gi Jeong apa bukan.

Ternyata melihat penampilan Tae Hun, ibu benar-benar senang. Senyuman lebar menghias wajahnya. Saat melewati meja Gi Jeong dan Tae Hun, ibu tidak tahan untuk tersenyum lebar. Ibu lewat dan mampir ke kasir untuk membayar dan memesan makanan buat Gi Jeong dan Tae Hun. Alih-alih pergi setelahnya, ibu tidak tahan untuk kembali ke meja Gi Jeong dan berkata.

"Aku sudah memesan dan membayar," senyumnya sangat lebar dan senang. Ia langsung pergi masih dengan senyumnya, karena Gi Jeong memberi kode agar ia cepat pergi.

Saat ibu sudah berlalu, Tae Hun bertanya, "Itu siapa?"

"Itu ibuku," sahut Gi Jeong.

Tae Hun sudah hampir bangkit mengejar, tapi  Gi Jeong melarangnya.

Ibu kemudian singgah di pasar membeli sesuatu. Di sana seorang penjual menyapanya.

"Apakah anjingmu sudah ketemu? Aku bertemu Mi Jeong sedang menangis dan ketika kutanya, katanya ia mencari anjingnya yang hilang."

Ibu terkejut. Mereka tidak punya anjing. Dan Mi Jeong jarang menangis. Ibu pun menyadari bahwa kepergian Pak Gu sangat membuat Mi Jeong sedih.

Ibu pulang. Dari belakang, tampak ia terisak, punggungnya bergetar.

Ia pulang, memasak nasi, lalu beristirahat sebentar.

Tak lama Chang Hee terbangun dan berteriak karena ia mencium bau nasi hangus. Ia pun memanggil ibunya yang tidak menjawab. Diam tak bergerak dalam tidurnya.

Meninggalnya sang ibu membawa banyak perubahan di keluarga tersebut. Diperlihatkan sekilas bahwa ketiga anak akhirnya pindah ke Seoul. Bapak tetap di Desa Sanpo dan sudah menikah lagi. Saat itulah Pak Gu mengunjungi bapak di rumahnya.

Tapi sebelum anak-anak pindah ke Seoul, diceritakan bahwa kesedihan atas meninggalnya sang ibu membuat mereka lebih dekat. Chang Hee mengusulkan untuk beli mobil dan mereka pergi ke pantai sama-sama. Di sana mereka ngobrol layaknya keluarga.

Chang Hee yang belum kembali bekerja, kemudian lebih rajin memasak. Demikian juga kedua saudarinya, berbelanja sepulang kantor. Kebetulan saat ke pasar, Chang Hee mendengar dari penjual yang menyapa ibunya dulu, tentang Mi Jeong yang menangis karena anjingnya hilang. Chang Hee langsung paham.

Lalu Chang Hee mulai sering pergi ke tempat ia pernah dibawa Pak Gu untuk mengambil mobil mewah yang sempat ia pinjam. Ia nongkrong menunggu Pak Gu lewat. Ia ingin ketemu Pak Gu, untuk kebaikan adiknya.

================================================================================================

Saya menonton episode 13 dengan perasaan campur aduk. Peristiwa meninggalnya seseorang yang sangat tiba-tiba, membuat seluruh anggota keluarga merasa shock dan tidak siap. Apalagi yang meninggal adalah ibu, jantung kehidupan sebuah rumah.

Kedekatan sebuah keluarga sesudahnya, memunculkan suatu pertanyaan penyesalan, kenapa tidak dari dulu? Kenapa tidak saat ibu mereka masih hidup, mereka membeli mobil dan berwisata keluarga dengan gembira?

Tapi takdir Tuhan tidak dapat kita tolak. Mungkin memang ada hikmah di balik peristiwa sesakit apapun itu. Sebuah drama walaupun fiksi, kadangkala dapat merupakan refleksi dari kehidupan kita. Karena ide sebuah cerita fiksi biasanya diambil dari penggalan-penggalan peristiwa nyata. 

Menonton sebuah drama dapat menjadi sebuah pengalaman spiritual, karena banyak kebajikan yang memang sengaja dimasukkan oleh penulis skenarionya. Tinggal kita para penonton yang sepatutnya tak hanya menonton drama untuk penghiburan saja, melainkan dapat memetik nilai-nilai kebaikan yang ada di sana.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun