Mohon tunggu...
Indah Dwinta
Indah Dwinta Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Kehidupan

Sunyi Kuntum Berbaju Malam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sambal Belacan

27 Januari 2021   19:51 Diperbarui: 27 Januari 2021   21:02 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku juga tak mau mengingat-ingat kebiasaan Bapak yang lupa tanggal 11 Juni. Tanggal kelahiran perempuan renung, Putrinya yang penyendiri.

Ahh, Biar bagaimana pun Bapak adalah Laki-laki pujaan Ibu. Bapak yang sama cueknya dengan watakku. Sama keras kepala dengan kepalaku yang batu.

Perayaan ulang tahun memang bukan hal sakral yang harus dilakukan. Tapi, setidaknya, Bapak mengingat hari kelahiran, Anaknya yang sudah piatu ini.

***

"Nasi kuning, bakwan sayur dan bawang goreng sudah siap. Ayok makan dulu!" Emak Manti semangat menggiring kami ke dapur.

Meja kayu sederhana. Empat kursi makan yang masih kokoh. Teh hangat yang memekarkan asap melati. Emak Manti sigap menyusun nasi kuning, bakwan empuk dan bawang goreng di hadapan kami.

Bismillah. Kami bertiga sangat lahap menyantap sajian sarapan pagi yang hampir kesiangan ini.

"Sungguh nikmat." Batinku.

Emak Manti memang jago memasak. Hampir mirip dengan masakan Ibu. Karna mereka memang bersahabat sejak remaja, seperti aku dan Manti.

Setelah nasi kuning diaduk bawang goreng dan beberapa keping bakwan tandas, aku berkicau haru pada Emak Manti.

"Sedap sekali. Hari ini jadi istimewa, Mak. Terima kasih sangat."
Aku cium tangan Emak Manti. Sembari jemarinya mengusap-usap rambutku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun