Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

I am Sorry Helen!

4 November 2024   10:40 Diperbarui: 4 November 2024   10:41 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Helen sebenarnya anak yang aktif bicara dan cenderung cerewet. Dia termasuk sosok yang berani. Sayangnya kemampuan dia di bidang akademik maupun non akademik biasa-biasa saja justru cenderung di bawah rata-rata.

Helen akhirnya menghadapku. Dengan langkah lunglai dan wajah yang memerah menahan rasa, dia mendekatiku.

"Ada apa Helen?" tanyaku.

Dia menggeleng lesu. Masih terlihat genangan air mata di pipinya. Kali ini Helen tak setegar sebelumnya. Dia yang selalu mengomentari teman-temannya dan yang suka mengadu segala perilaku teman kali ini terdiam.

Helen yang kumarahi dengan amat sangat karena menulis latihan bahasa Inggris di buku mata pelajaran lainnya.

Masih kuingat beberapa menit yang lalu ketika aku menegurnya, "Helen sudah berapa kali saya bilang, buku tulis jangan dicampur-campur. Bagaimana sih cara kamu belajar. Kamu seharusnya tanya sama mama atau papa kamu di rumah. Minta mereka mengajarimu setiap malam!"

Air mata sontak menetes di kedua pipinya yang ranum itu. Wajah cantiknya berubah menjadi durja. Ia menangis tanpa suara, lalu berlari ke bangkunya. Sambil terisak dia mengomel dan menggerutu.

"Helen, jawab saya. Ada masalah apa lagi denganmu?" aku bertanya lebih lanjut. Rasa kesal masih menyelinap dalam diri, terutama kepada Helen.

Dia menggeleng, "Tidak ada apa-apa Ma'am.."

"Jangan bohong, kalau tidak ada apa-apa, mengapa kamu malah mengomel-ngomel tak jelas.."sanggahku cepat.

Dia menunduk, kali ini dia tak mengucapkan sepatah kata pun. Aku semakin  kesal dan penasaran. Suasana kelas menjadi berisik, semua anak tampak kasak-kusuk melihat kejadian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun