Mohon tunggu...
Indah Ramli
Indah Ramli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca buku dan menonton berita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Moderasi beragama dalam ajaran menebar kemaslahatan bersama

7 Januari 2025   04:54 Diperbarui: 7 Januari 2025   06:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

MODERASI BERAGAMA DALAM AJARAN MENEBAR KEMASLAHATAN BERSAMA 

  Moderasi beragama merupakan prinsip yang sangat penting dalam menjaga harmoni dan kerukunan antarumat beragama. Dalam konteks Islam, moderasi beragama menjadi bagian integral dari ajaran yang menekankan keseimbangan, keadilan, dan kemaslahatan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep moderasi beragama dalam Islam, khususnya dalam hubungannya dengan menebar kemaslahatan bagi semua pihak, tanpa memandang latar belakang agama, etnis, atau budaya. Tesis ini mengkaji dasar teologis, prinsip-prinsip moderasi beragama, dan implementasi praktisnya dalam kehidupan bermasyarakat. Bagaimana konsep moderasi beragama dalam Islam dipahami dan diterapkan ?Moderasi beragama dalam Islam sering dikaitkan dengan istilah wasathiyyah, yang berarti "keseimbangan", "keadilan", atau "jalan tengah". Istilah ini diambil dari ayat Al-Qur'an:

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu umat yang wasath (umat pertengahan)..." (QS. Al-Baqarah: 143).

Dalam konteks ini, umat Islam dituntut untuk menjadi komunitas yang adil, toleran, dan tidak ekstrem.

   Moderasi beragama merupakan konsep penting dalam ajaran Islam yang bertujuan menjaga keseimbangan dalam kehidupan beragama dan sosial. Istilah ini berakar dari kata wasathiyyah, yang berarti "pertengahan" atau "keseimbangan". Konsep ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang menolak segala bentuk ekstremisme, baik dalam keberagamaan maupun dalam hubungan sosial. Prinsip moderasi ini menjadi landasan untuk menebarkan kemaslahatan bersama dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan keberagaman.

Moderasi beragama memungkinkan umat Islam untuk menjembatani perbedaan dengan prinsip-prinsip inklusivitas, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Namun, implementasi moderasi beragama tidak selalu berjalan mulus. Tantangan seperti pemahaman agama yang sempit, manipulasi isu agama untuk kepentingan politik, serta kurangnya edukasi yang inklusif sering kali menjadi hambatan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang holistik untuk menerapkan moderasi beragama dalam rangka menebarkan kemaslahatan bersama.

Penelitian ini akan membahas bagaimana moderasi beragama dipahami dan diterapkan dalam konteks Islam, serta bagaimana nilai-nilainya dapat berkontribusi dalam menciptakan harmoni sosial dan kemaslahatan bagi semua. Dengan demikian, moderasi beragama bukan hanya menjadi solusi bagi tantangan keberagamaan, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membangun peradaban yang damai dan berkelanjutan.

  Moderasi beragama (wasathiyyah) adalah sikap mengambil jalan tengah dalam memahami dan mengamalkan agama, dengan menolak sikap ekstremisme, baik dalam bentuk radikalisme maupun liberalisme. Islam mengajarkan keseimbangan antara akidah, ibadah, dan muamalah sebagai wujud nyata dari rahmatan lil 'alamin.

Prinsip Utama Moderasi Beragama:

1. Tawazun (Keseimbangan): Menjaga harmoni antara hak individu dan kepentingan masyarakat.

2. Adil (Keadilan): Bersikap proporsional dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam beragama maupun bermasyarakat.

3. Tasamuh (Toleransi): Menghormati perbedaan keyakinan, budaya, dan pandangan tanpa mengorbankan prinsip keimanan.

4. Maslahah (Kemaslahatan): Menjadikan kemaslahatan umum sebagai tujuan utama dalam mengambil keputusan dan bertindak.

Moderasi Beragama dan Kemaslahatan Bersama:

Moderasi beragama memungkinkan terciptanya lingkungan yang harmonis dan kondusif untuk kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks kemaslahatan bersama, moderasi beragama:

Mendorong Harmoni Sosial: Menghilangkan sekat-sekat perbedaan untuk menciptakan kerja sama yang produktif.

Menghindari Konflik: Mengurangi potensi pertikaian akibat perbedaan tafsir agama.

Memperkuat Solidaritas: Menumbuhkan semangat gotong royong untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

Implementasi Moderasi Beragama:

Melalui Pendidikan: Mengajarkan nilai-nilai moderasi sejak dini di sekolah dan keluarga.

Melalui Dialog Antaragama: Membuka ruang diskusi untuk memahami dan menghormati perbedaan.

Melalui Kebijakan Pemerintah: Mendorong kebijakan yang mendukung toleransi dan kerukunan beragama.

Melalui Media Sosial: Menggunakan platform digital untuk menyebarkan pesan-pesan damai dan toleransi.

   Moderasi beragama adalah jalan tengah yang diajarkan Islam untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian. Dengan menerapkan nilai-nilai wasathiyyah, umat Islam dapat menjadi teladan dalam menebarkan kemaslahatan bersama. Moderasi tidak hanya memperkuat hubungan internal umat Islam, tetapi juga memperkuat hubungan antaragama dalam masyarakat plural.

Namun, moderasi beragama menghadapi tantangan seperti ekstremisme, intoleransi, dan politisasi agama. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, ulama, pendidik, dan masyarakat untuk mengatasi tantangan tersebut. Hanya dengan menghidupkan semangat moderasi, umat Islam dapat benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam.

    Moderasi beragama adalah ajaran inti dalam Islam yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan keadilan. Konsep ini menjadi dasar untuk menebarkan kemaslahatan bersama dalam masyarakat yang beragam. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip wasathiyyah, umat Islam dapat memainkan peran strategis dalam menciptakan dunia yang damai dan sejahtera. Implementasi moderasi beragama melalui pendidikan, dialog antaragama, dan kebijakan yang inklusif menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan kehidupan modern. Melalui moderasi, ajaran Islam sebagai rahmatan lil 'alamin dapat diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun