Dan Ranti tidak dapat lagi menahan deras air matanya. Ia bagai tak percaya apa yang di sampaikan Raka padanya. Meski banyak pertanyaan tiba-tiba muncul berdesakan dalam benaknya, Ranti tak mampu mengucap sepatah kata pun. Tak mengerti antara harus menghargai kejujuran Raka, murka pada kebohongannya atau tak rela kehilangan Raka yang terlanjur dicintainya. Yang ia rasakan hatinya terbakar panas api, hancur seketika dan ingin berlari sejauh-jauhnya dari tempat itu.
Ya, setelah malam itu Ranti tak pernah lagi mendengar kabar Raka. Satu tahun berlalu, namun Ranti tak dapat mengingkari, rasa cinta dan kecewa pada Raka tak kunjung usai. Raka telah memberinya kebahagiaan yang singkat sekaligus meninggalkan luka yang lebih dalam dari sebelumnya. Dan itu membuat Ranti tak henti menyesali; ANDAI PAGI ITU ia tak pernah menyapa Raka lebih dulu.
****