Mohon tunggu...
Ann Revano
Ann Revano Mohon Tunggu... Human Resources - Melabuh Menembus Imajinasi Dini

Pekerja │ Single Parent │ Perempuan Peka Pecandu Kopi Hitam Tanpa Gula │ Si Kaum Kalajengking Yang Senang Menyendiri dan Bersembuyi Dalam Cangkang Rahasianya │ Penyuka Diskusi Tentang Tuhan dan Kehidupan │ Pemilik Mimpi 'Suatu Hari Menjadi Penulis Novel'

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Andai Pagi Itu

26 Juni 2021   23:38 Diperbarui: 27 Juni 2021   00:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan pembawaan Raka yang tenang dan tatapan mata tajam meneduhkan di malam itu membuat Ranti merasakan suatu rasa yang berhasil menyentuh kedalaman hatinya. Bagai ingin menebus masa lalu, Ranti tak ingin kehilangan momen bersama Raka hingga hari-hari mereka pun kemudian berlanjut dengan komunikasi yang semakin mendekatkan hati mereka dan sebulan kemudian mereka meresmikan diri sebagai sepasang kekasih.

Hubungan Ranti dan Raka berjalan dengan dipenuhi warna warni kebahagiaan. Raka yang lembut, perhatian dan penyayang membuat Ranti jatuh cinta tanpa sekat. Raka tidak hanya menjadi kekasih yang baik hati, humoris, seirama dan sejiwa, ia juga sangat dewasa dan peka dengan emosi Ranti yang sering naik turun tak beraturan. Sangat berbeda dengan lelaki-lelaki yang pernah mengisi hidup Ranti selama ini. Hubungan mereka di jalani dengan saling mengisi dan melengkapi. Dan ini kali pertama Ranti merasa bahwa Raka lah lelaki tepat yang di kirimkan tuhan padanya. Ranti ingin mengakhiri pertualangan cinta dalam hidupnya, siap berlabuh dan menetap pada Raka, lelaki yang ia yakini sebagai belahan jiwanya.

Hingga suatu hari Raka tiba-tiba saja menyudahi hubungan mereka.

Malam itu Ranti melihat kegelisahan di wajah Raka saat mereka tengah makan malam bersama di kedai kopi kawasan Menteng. Ranti yang teramat peka dengan Raka kemudian berusaha mencari jawaban dengan bertanya berulang-ulang tentang apa yang tengah terjadi pada diri Raka. Dan setelah sekian kali Ranti mendesaknya, sebuah kejujuran akhirnya terucap dari mulut Raka.

"Ranti... maafkan aku.. sejak bersama mu aku berusaha menyimpan rapat-rapat rahasia ini. Namun semakin lama aku menyimpannya, semakin membuat batin ku tersiksa.." ujar Raka dengan wajah kelu dan menarik nafas panjang.

"Aku sudah menikah Ranti. Pernikahanku sudah menginjak tahun ke empat. Setelah terakhir aku bertemu dengan mu, aku pindah ke kota lain dan disana lah aku bertemu dengan istriku",

"Tahun ke dua pernikahan aku dan istriku pindah kembali ke Jakarta. Aku dan dia sama-sama seorang pekerja. Tujuh bulan lalu Istri ku di pindah tugaskan ke Makassar oleh perusahaannya. Makassar adalah tempat kelahirannya dan selama dia bertugas di sana, dia kembali tinggal bersama orang tuanya. Sejak itu aku dan dia menjalani hubungan pernikahan jarak jauh.."

"Aku tidak mempermasalahkan hubungan pernikahan jarak jauh ini dan belum terpikir memiliki anak karena dia masih terfokus membangun karirnya. Hanya saja selama menjalani long distance marriage hubungan aku dan dia semakin hambar dan dihiasi banyak pertengkaran karena adanya jarak yang memisahkan. Entah berapa kali dia mengatakan ingin berpisah denganku, tapi aku selalu diam dan mempertahankannya"

"Dan saat bertemu denganmu denganmu aku tak kuasa mengatakan perihal status ku itu. Karena selain aku masih menyimpan rasa, aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan kita menjalani sebuah hubungan yang setidaknya dulu pernah aku impikan.."

"Akhir bulan ini istriku resign dari kantornya dan kembali ke Jakarta tinggal bersamaku, demi menyelamatkan pernikahan kami dan memulai program kehamilan".

"Maafkan aku Ranti... hidupku beberapa minggu terakhir bagai berada di persimpangan jalan, berat aku untuk mengungkapkan namun.. aku tak dapat melanjutkan hubungan kita.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun