Mohon tunggu...
Inaya Husein
Inaya Husein Mohon Tunggu... -

wanita yang Menjalani hidup dengan penuh tawakal dan keyakinan akan rencana baik NYa....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Sedang Menegurku

11 Agustus 2012   07:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wanita itu tidak cantik

Ia terlihat tidak terawat

Kadang senyumnya tidak muncul saat aku menyapanya..

Itu karena ia teramat lelah..

Sungguh wanita Tua yang selalu aku perintah-perintah ini adalah wanita paling mulia di seantereo jagad raya...

Dia Ibuku..........Wanita nomor 1 dalam hidupku........

Tapi sayangnya, hal itu baru saja aku sadari, sementara dulu, seperti ini :

Harusnya ia lebih sopan pada teman-temanku.

“ma, teman adek datang...”

“iya nak, suruh masuk aja..”

“mama buat minum donk...”

“Ngak ada sirup nak, habis...”

“nich uang, mama beli di warung ya..”

“mama belum selesai masak nak..”

“ya mama matikan dulu lah kompornya, adek bukan ngak mau beli sendiri, tp adek capek kali ma baru pulang kerja.....”

Wanita itu tak membantah, ia melakukan persis seperti apa yang aku mau.....

Itu lah ia, selalu saja menurut pada anak-anaknya...wanita yang baik..

Dulu aku pernah terlambat ke kantor....aku tidak sempat mengeluarkan motor dari garasi...

“ma, tolong sorong motor keluar, adek uda telat”

“mama ngak kuat nak, nanti jatuh..”

Alah, dorong aja ngak sanggop...adek uda telat x ma, tolong kenapa “

“iya dech nak”

Lagi2, iya dengan iKlas menolongku...

Beberapa hari kemudian, Aku dipecat, teman-teman yang dulu sering main kerumahku sudah tidak pernah lagi menyapaku via SMS atau apapun...

Aku ceritakan pada mama, ia tak berkata apa-apa. Iya Hanya tersenyum, mengecup keningku sambil bilang “makan ya nak, mama masak khusus kesukaanmu hari ini”

Yach, namanya Orang tua, selalu saja mau melakukan apapun untuk anaknya, aku minta tolong mama untuk dicarikan kerja baru sama temen-temen mama...akhirnya aku diterima di supermarket teman mama sebagai Supervisior.

Dua hari aku bekerja disitu, motor ku hilang...aku stres berat, mau beli baru uang belum terkumpul...aku setiap pagi membrondong ibuku agar mau meminjam motor tetangga untukku...

Entah dimana rasa malu ibuku ia sembunyikan, ia bersedia meminjam motor tetangga setiap pagi...

Aku memang patut bersyukur punya ibu seperti itu.....

Suatu hari, ibuku tak berhasil meminjam motor tetangga, aku marah besar..aku terpaksa naik angkot, dan tau apa yang terjadi “aku telat”.....aku ditegur abis-abisan oleh pimpinan ku...saat itu aku marah, aku kecewa, merasa bahwa ibu tak mau lagi berkorban untukku..

Pulang kerja, tanpa pikir panjang, ku pegang bahu ibuku, ku tanyakan padanya apa dia tidak sayang aku lagi, kenapa ia membiarkan aku naik angkot sampai aku telat....aku berteriak-teriak..”Jawab ma, sengaja mama ngak mau pinjam motor tetangga hari nie ya, biar adek telat?? Iya? Tega mama sama adek”

Ibuku tak menjawab, tubuhnya gemetar, matanya nanar...

Aku menarik tas dan langsung masuk kamar........

Besoknya aku sakit, aku sebentar-bentar sakit perut ingin buang air besar, rasanya pedih sekali,,,ibu membawaku ke rumah sakit...namun tak harus rawat inap..mata ibuku terus saja berair sejak pulang dari rumah sakit, ia tak henti-henti membelai-belai rambutku.....

“apa kata dokter ma?”

“kamu anak mama yang paling kuat, kamu pasti sembuh nak, mama akan menukar nyawa ini untuk kesembuhanmu“

"aku sakit apa sich ma”

"kanker ususr"

Aku melihat ke atas, ternyata langit masih membentang luas, namun bagi ku langit telah runtuh, aku berpergangan kuat pada tangan ibuku, tak tertahankan..jeritku membahana di sepanjang koridor rumahku....Aku .terjatuh...

Sudah sebulan aku tak masuh kerja, kondisiku semakin parah, Jika aku perhatikan, sudah patutnya ibu berbaring saja di tempat tidur, beristirahat,

Menghabisakan waktu untuk bermanja-manja dengan suami tercintanya..

Namun, itu tak sering tampak dimataku..aku justru sering melihatnya di dapur, memasak,

Mencuci piring, berpiluh-piluh keringat...Mengurusku, memaksa untukku dan menyemangatiku untu sembuh...

Malamnya aku tak lelap tidur, Aku terbangun tengah malam ingin buang air kecil, tiba-tiba aku mendengar tangisan yang tak tertangguhkan lagi dari tenggorokan ibuku, dalam gelap, dengan mukena tuanya ia menengadahkan tangannya...aku mencuri-curi untu mendengar ratapannya, ku dengarkan nama ku disana disebut-sebut............Sebutnya dalam tangis itu “Tuhan, jika ini adalah hukuman bagi putriku atas semua kehilafannya, maka putarlah semua hukuman itu dalam nafaskputiku Tuhan, ia adalah Nadi ku, cahayaku, Aku sama sekali tidak sakit hati pada Putri kesayanganku, ampuni ia atas apa yang telah ia perbuat selama ini padaku, bukankah ridhoMu ada pada ridhoku Tuhan, Aku mohon Ampuni Putriku"

Aku kaku di belakang ibuku, Seketika Aku lunglai, kakiku tak lagi mampu berdiri..Tangisku pecah..aku menjerit, memeluk, memohon ampun padanya.....Jika kanker yang aku derita ini dapat menyeka air mata ibuku, menghapus luka yang sering aku torehkan dihatinya, aku rela...aku bahkan bersedia jika kanker menyerang di setiap syarafku, tidak hanya di usus.....

Aku ...........Bersalah pada Ibuku...Dan Tuhan Sedang menegurku..........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun