Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nenek Tangguh Tak Mengenal Kamus Mengeluh

6 Oktober 2023   07:25 Diperbarui: 6 Oktober 2023   07:38 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek Tangguh Tak Mengenal Kamus  Mengeluh

Meski usia sudah tak lagi muda lagi  seorang  nenek tetap harus berjuang demi sesuap nasi di tengah getirnya kehidupan Kota Jakarta yang terkadang kurang berpihak terhadap dirinya.

Bagaimana tidak, terkadang ada razia dilarang berjualan di halte.

"Namun bagaimana lagi karena bagi saya hanya tempat ini yang bisa saya jadikan tempat berjualan akhirnya saya harus kucing-kucingan dengan petugas  karena saya harus bisa  bertahan hidup. Bagaimana caranya sing penting halal."

Walau di musim panas yang sangat mendera ini  ini tak menyurutkan  langkah untuk mengais rzeki tak mengenal rumus lelah untuk bisa bertahan hidup di Ibu Kota Jakarta yang terkadang kurang berpihak.

Namun  pertimbangan kebutuhan sehari-hari belum lagi harus bayar kontrakan sebulan Rp. 800.000 walau kulit wajah terlihat sudah keriput seolah kurang terawat rambut memutih tak membuat nenek Nelongso   menyerah dari kerasnya kehidupan.

Kota Jakarta mengharuskan nenek ini tetap bekerja mencari uang supaya bisa bertahan hidup, dan bisa bayar kontrakan.

"Bagi saya mencari rizki  tidak muluk-muluk seperti orang lain karena kalaupun berharap dari penghasilan  suami  juga tidak bisa karena bekerjanya serabutan yang  penghasilannya  tidak menentu otomtis saya harus turut membantu meringankan beban suami karena diam dirumah malah justru saya menjadi sakit bergerak mencari rizki bagi saya jauh lebih bermanfaat tinimbang tidur seharian  di rumah."

Dok. Sendiri
Dok. Sendiri

Tepatnya jam 10.30 saat duduk di halte melanjutkan perjalanan ke Kelurahan Pegadungan memilih untuk istirahat di Halte Sumur Bor Cengkareng Jakarta Barat saat duduk mata saya tertuju pada wanita tua di pojok halte yang usianya sudah mulai udzur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun