Untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep baru, anak-anak harus belajar melalui pengalaman alih-alih disajikan dengan fakta untuk dihafal. Pengalaman baru memungkinkan untuk membuat kesalahan dan belajar darinya.
Diskusi dengan teman sebaya juga efektif untuk pembelajaran. Mereka dapat mengungkapkan informasi baru yang saling bertentangan, yang kemudian dapat digunakan anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan mereka.
Pembelajaran yang berpusat pada anak
Anak-anak secara bertahap mengembangkan kemampuan kognitif. Selain itu, anak yang berbeda dapat berkembang dengan kecepatan yang berbeda.
Tingkat kesulitan aktivitas dan tantangan harus disesuaikan dengan kemampuan anak saat ini untuk memahami dunia .
Pendidik harus menyiapkan berbagai tantangan untuk anak-anak di berbagai tingkat perkembangan alih-alih menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua.
Lebih bermanfaat bagi anak-anak jika pendidik membekali mereka dengan alat untuk belajar dan berkembang di dalam maupun di luar kelas daripada menyajikan fakta kepada mereka.
Kesiapan
Anak-anak seharusnya tidak diharapkan untuk mengingat informasi yang belum dapat mereka pahami karena mereka belum mengembangkan kemampuan kognitif untuk melakukannya.
Anak-anak di tahap pra-operasional sering tidak mengerti bahwa jika suatu objek berubah tampilannya, objek itu tetap sama. Jika mereka melihat bola plastisin diratakan, mereka menyimpulkan bahwa bola sekarang terbuat dari plastisin yang lebih sedikit. Menggunakan hukuman dan hadiah untuk memaksakan jawaban yang benar pada anak, bahwa bola tetap sama, ketika mereka belum bisa memahami konsep ini mungkin akan membuat mereka bingung objek mana yang sama.
Berdasarkan teori Piaget, tes formatif dapat menjadi alat yang berguna untuk menilai pemahaman awal dan kesiapan anak untuk mempelajari informasi baru.