Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Meski Harbolnas, Tetaplah Rasional dalam Berbelanja

26 Desember 2023   23:49 Diperbarui: 27 Desember 2023   11:10 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu saya suka tergiur beli  barang yang sebenarnya tidak butuh-butuh amat, tetapi karena barangnya bagus, pembayaran bisa dicicil, ada bonusnya, akhirnya beli juga, misal alat masak. 

Biasanya karena ada perusahaan yang melakukan demo masak di kantor saat arisan. Tetapi ternyata setelah lama dibeli, alat masak tersebut tingkat keterpakaiannya sangat jarang. Bahkan ada yang belum pernah dipakai juga. Sekarang hanya menuh-menuhin lemari saja.

Jadi berdasarkan pengalaman tersebut, akhirnya pembelian barang hanya saya lakukan  untuk barang yang benar-benar akan dipakai untuk aktifitas sehari-hari. Bukan hanya karena barangnya bagus/diskon/promo/bonus.

2. Sederhana itu gaya hidup yang keren

Saya sebagai seorang penyuluh anti korupsi, biasa melakukan sosialisasi untuk melaksanakan 9 nilai antikorupsi dalam keseharian yaitu jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil dan kerja keras. Tentu menyuluh dari diri sendiri terasa lebih bermakna biar tidak dibilang "omdo". 

Dan agar bersemangat menerapkan hidup sederhana maka kita populerkan bahwa gaya hidup sederhana itu keren, sehingga kita tidak malu menjalaninya, bahkan sebaliknya malah bangga. 

3. Besar pasak daripada tiang itu hanya manis awalnya tapi pahit akhirnya

Sebenarnya tidak sulit untuk memenuhi keinginan untuk membeli barang-barang bagus, mengingat begitu gencarnya penawaran kemudahan utang, baik yang online maupun offline. 

Cukup sekali klik/gesek/tanda tangan, uang segera diterima dan dapat dipakai untuk mewujudkan membeli barang sesuai keinginan. Tetapi apa setelahnya? 

Cicilan bulanan tambahan tentu memberatkan manakala gaji yang semula sudah ada pos-pos peruntukannya, harus disisihkan untuk membayar utang. Jika sudah berat setiap bulannya, maka solusi berikutnya biasanya menambah jumlah utang. Akhirnya apa? Gali lubang tutup lubang. 

Setelah itu, tibalah masa penderitaan tiada akhir. Oleh karena itu jangan pernah utang konsumtif. Kalau mau utang harus untuk hal-hal yang produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun