Mohon tunggu...
Irenna M
Irenna M Mohon Tunggu... Penulis - human

master none

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Menggantung Kebebasan di Halaman Belakang Rumah

28 Oktober 2022   11:42 Diperbarui: 29 Oktober 2022   21:00 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tentu dengan caraku sendiri." Senyum Ani terlihat lebih lebar. Binar mata yang mati itu kembali hidup.

"Tap---"

"RANA!" panggil ibuku dari luar kamar. "Ini ada Budhe Ratih dan keluarganya dari Semarang. Keluar dulu sini!"

Aku mendelik ke arah Ani terlebih dahulu, memastikan apakah dia baik-baik aja kalau aku pergi. Wajah teduh gadis itu tersenyum lembut, ia menganggukan kepalanya pelan sebagai jawaban.

"Ya udah, bentar, ya, Ni. Aku keluar sebentar."

Aku meninggalkan kamar Ani dengan langkah ragu. Entah mengapa senyum sepupuku terlihat ganjil. Bukan senyum kesedihan, apalagi kebahagiaan. Aku sendiri sulit memahaminya. Hingga sampai ayam berkokok menyambut matahari terbit, aku baru paham makna dari kata kebebasannya.

Budhe Lia menjerit histeris ketika melihat tubuh putrinya sudah tergantung di pohon jengkol yang letaknya di halaman belakang rumah. Aku pun melihat dengan kepalaku sendiri bagaimana tubuh mungil itu berayun-ayun. Tubuhku bergetar hebat ketika menyaksikan kebebasan dalam makna lain dari kebebasan itu sendiri. Pembrontakan nyata, dari seorang perempuan yang belum merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun