Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ladang Gandum

23 Januari 2025   17:35 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:38 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, sebelum kasus itu benar-benar menemu akhir, kabar mengejutkan tersiar. Pak Butos ditemukan tewas di ruang kerjanya. Sebuah dosis berlebih menghentikan detak jantungnya untuk selamanya.

-----

Berita itu menghantam Wadi seperti badai. Marah, lega, sedih — semua rasa bercampur menjadi satu. Ia tak pernah membayangkan konflik kecilnya akan berakhir pada tragedi seperti ini.

Perusahaan akhirnya meminta maaf kepada Wadi, menawarkan kontrak baru lengkap dengan kompensasi atas kerugian. Namun, Wadi memandang ke arah ladang yang membentang, emasnya kini terasa hambar di matanya.

Di bawah sinar matahari yang perlahan turun, Wadi meninggalkan kantor itu. Langkahnya terasa berat, namun hatinya tahu, ia sedang berjalan menuju kebebasan dengan luka yang tak mungkin segera sembuh, meski dibalut beribu maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun