Namun, sebelum kasus itu benar-benar menemu akhir, kabar mengejutkan tersiar. Pak Butos ditemukan tewas di ruang kerjanya. Sebuah dosis berlebih menghentikan detak jantungnya untuk selamanya.
-----
Berita itu menghantam Wadi seperti badai. Marah, lega, sedih — semua rasa bercampur menjadi satu. Ia tak pernah membayangkan konflik kecilnya akan berakhir pada tragedi seperti ini.
Perusahaan akhirnya meminta maaf kepada Wadi, menawarkan kontrak baru lengkap dengan kompensasi atas kerugian. Namun, Wadi memandang ke arah ladang yang membentang, emasnya kini terasa hambar di matanya.
Di bawah sinar matahari yang perlahan turun, Wadi meninggalkan kantor itu. Langkahnya terasa berat, namun hatinya tahu, ia sedang berjalan menuju kebebasan dengan luka yang tak mungkin segera sembuh, meski dibalut beribu maaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H