Masyarakat desa ini lebih berjuang untuk hidup daripada memikirkan cara agar hidup mereka menjadi lebih sehat dengan pola makan yang teratur dan bergizi.
Meski demikian, kehidupan mereka juga membawa banyak pelajaran. Makanan mereka yang sederhana, meski tidak memenuhi standar gizi yang ideal, menggambarkan penerimaan yang tulus dan kekuatan bertahan hidup. Di sinilah letak keindahan dalam kesederhanaan.
Buku The Mediterranean Diet: Health, Science, and Cuisine (Giovanni Esposito, 2017) menjelaskan bagaimana pola makan ini bukan hanya tentang jenis makanan yang dimakan, tetapi juga tentang cara hidup yang lebih terhubung dengan alam.Â
Dalam konteks desa, meski tidak ada kesadaran tentang Diet Mediterania, mereka secara alami telah menghidupi pola makan yang sederhana, yang pada banyak aspek, mendekati prinsip dasar pola makan tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun pola makan alami ini dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan, ketimpangan ekonomi yang besar antara desa dan kota menghambat akses mereka untuk memanfaatkan potensi gizi yang lebih baik.Â
Karenanya, meskipun Diet Mediterania menjadi pilihan yang sehat bagi mereka yang mampu mengaksesnya, bagi masyarakat miskin desa, makan dengan cara yang sehat adalah sebuah kemewahan yang tidak dapat mereka nikmati setiap hari.
Dalam buku The Rural-Urban Divide: The Challenge of Social Mobility (David B. Grusky, 2014), dikatakan bahwa ketimpangan sosial yang terjadi antara desa dan kota semakin besar, terutama dalam hal akses terhadap kesehatan dan gizi.Â
Masyarakat desa, meskipun hidup dalam keterbatasan, tetap menjalani kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai solidaritas dan kebersamaan yang sulit ditemukan di kota-kota besar.
Sebagai penutup, cerita tentang nenek dan cucunya ini adalah potret kecil dari kehidupan yang jauh dari keindahan Diet Mediterania yang sering dipromosikan di kota-kota besar.Â
Namun, kehidupan sederhana mereka mengajarkan kita untuk lebih menghargai apa yang kita miliki, dan menyadari bahwa bagi banyak orang di desa, makan bukanlah soal pilihan, melainkan soal bertahan hidup dengan apa yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H